Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan PDI Perjuangan merupakan partai yang terbuka. Namun Ia menegaskan bahwa partainya tidak akan diisi oleh kader karbitan.
Baca: Megawati Ungkap Rahasia Merosotnya Suara PDI di Pemilu 1997
Megawati lebih lanjut mengungkapkan kader karbitan akan mudah berpaling ke partai lain hanya demi keuntungan pribadi. Itu disampaikan Megawati saat berpidato dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun PDI Perjuangan yang ke-46, Kamis (10/1) di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta.
“Meski partai terbuka, saya tak ingin partai ini diisi okeh kader karbitan, mengaku kader tapi ketika tak direkomendasikan lalu loncat ke partai lain,” kata Megawati.
PDI Perjuangan, Megawati menegaskan, bukan ‘kendaraan’ untuk melompat demi meraih kekuasaan. Untuk itu, Ia menekankan fenomena pragmatisme politik sangat tidak sesuai dengan karakter PDI Perjuangan yang merupakan partai ideologis.
Meski begitu, Megawati menyadari bahwa sikap tersebut menimbulkan konsekuensi tersendiri bagi partai. Ia mencontohkan konsekuensi itu seperti kehilangan beberapa kadernya yang pragmatis.
“Beberapa kali peristiwa serupa terjadi di PDI Perjuangan, namun kita tak kecil hati karena kehilangan politisi pragmatis seperti itu. Justru itu seleksi alam ideologi, yang akan memilih mana kader dan bukan kader,” kata Megawati.
Baca: Rakornas PDI Perjuangan Dihadiri Sejumlah Menteri
Megawati menegaskan, PDI Perjuangan akan terus menjadi sekolah politik bagi para kadernya. Untuk itu, PDI Perjuangan akan menerapkan disiplin ideologi, disiplin teori dan disiplin tindakan guna memunculkan kader-kader yang ideologis.
Seperti diketahui, PDI Perjuangan merupakan kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia yang berdiri pada tanggal 10 Januari 1973. Partai Demokrasi Indonesia lahir dari hasil fusi 5 (lima) partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, Murba dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia.