Jakarta, Gesuri.id - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya prinsip musyawarah mufakat dan dialog konstruktif menjadi cara untuk menyelesaikan segala pertentangan demi mewujudkan perdamaian dunia.
Hal tersebut disampaikan Megawati saat menjadi key-note speaker di acara Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) ke-8 yang diselenggarakan Tsinghua University di Beijing, Senin (8/7).
Baca: Jokowi Apresiasi Peran Aktif Milenial Promosikan Perdamaian
Megawati menyebut bahwa biasanya isu perdamaian menghangat itu muncul seiring dengan isu adu kekuatan yang terjadi di antara negara-negara yang dinilai maju dalam pertumbuhan ekonomi.
"Dalam forum ini, saya ingin mengajukan pertanyaan, yaitu “siapakah sebenarnya yang hendak dihancurkan di abad 21 ini?, Inikah arti kemerdekaan yang dengan susah payah telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita? Inikah arti dari kemajuan teknologi? Apakah teknologi diciptakan untuk menyulut peperangan atau sebenarnya untuk memperkokoh perdamaian?," ujar Megawati.
Padahal, menurutnya dunia juga telah mengalami berbagai contoh kesengsaraan yang diakibatkan oleh perang. Dari perang dunia, konflik Semenanjung Korea, konflik di Timur Tengah, dan lainnya. Begitu banyak juga inisiatif baik perdamaian lewat Konferensi Asia Afrika 1955, Gerakan Non-Blok, hingga kerja-kerja PBB.
"Maka jika ingin dunia damai, maka setiap negara bangsa harus menghormati kedaulatan tiap negara bangsa lainnya, walau yang terkecil sekalipun," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati menekankan beberapa prinsip dalam menjaga perdamaian dunia. Pertama, semua harus selalu ingat bahwa bumi yang kita diami ini hanyalah satu.
"Maka kita sendirilah yang harus menjaga dan melestarikannya," kata Megawati.
Kedua, semua harus menyadari jika setiap pertentangan selalu dimaknai sebagai perang, maka pertentangan tersebut pasti akan berujung dengan bahaya bagi peradaban manusia.
Padahal, menurut Megawati, nasib umat manusia tidak dapat ditentukan oleh hanya segelintir bangsa atau golongan yang merasa dirinya besar dan kuat, paling benar dan suci. Setiap bangsa, sekecil apapun berhak untuk bersuara.
Dan suara sekecil apapun, berhak untuk didengar dalam upaya keamanan dan perdamaian dunia," tegas Megawati.
Ketiga, jika bersepakat menciptakan perdamaian dunia, maka lenyapkanlah sebab-sebab pertikaian dan ketegangan. Dunia akan merasa damai bila sebab-sebab peperangan dilenyapkan. Jika segala kebencian, permusuhan dan keserakahan dilenyapkan.
Menurut Megawati hal tersebut bisa diatasi dengan duduk bersama, menggunakan pikiran dan hati yang tenang.
"Lenyapkan semua itu dengan dialog konstruktif. Lenyapkan semua itu dengan musyawarah mufakat, temukan dan putuskan prinsip-prinsip yang disetujui secara bersama untuk menyelesaikan pertentangan," ujarnya.
Kata Megawati, ada sebuah prinsip yang sesuai dengan amanat Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa. Yakni prinsip persamaan kedaulatan bagi semua bangsa. Satu prinsip untuk menghormati,
menghargai, mengakui dan melindungi penggunaan hak-hak azasi setiap manusia dan hak-hak azasi nasional setiap bangsa.
Baca: Megawati Paparkan Peran Indonesia dalam Perdamaian Dua Korea
"Itulah prinsip yang harus diterima, dipegang teguh, dan dijalankan oleh setiap bangsa," tandasnya.
Selain Megawati, di forum ini turut hadir juga mantan Perdana Menteri Singapura yang sekaligus pimpinan delegasi Singapura Goh Chok Tong, mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, mantan Perdana Menteri Belgia Herman Van Rompuy, dan mantan Menlu Rusia Igor Ivanov.