Jakarta, Gesuri.id - DPC Perjuangan Jakarta Timur mengangkat tema "SATYAM EVA JAYATE, MENANG ..... MENANG ..... MENANG ....!!!" dalam rangka memeringati Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 di tahun 2023 ini, yang digelar dengan konsep kebebasan berekspresi dalam Festival Puisi Perjuangan dan dikomandani BKN Jakarta Timur dengan jumlah peserta 50 orang sebagai simbol 50 tahun PDI Perjuangan yang dibagi dalam 2 kategori pelajar dan umum, serta menampilkan talenta seni para pelaku budaya.
Baca; REPDEM: Langkah Budiman Sudjatmiko Bertemu Prabowo Salah
Acara yang dihadiri oleh Fungsionaris DPD partai, pengurus DPC, PAC, PR, PAR, badan partai dan sayap partai dari tingkat DPD sampai PAC ini juga menampilkan pelaku UMKM binaan BPEK Jakarta Timur sebagai bagian interaksi rakyat dipusat kegiatan.
Mengenang peristiwa 27 tahun silam yang merupakan sebuah peristiwa berdarah bagi kebebasan berdemokrasi di Indonesia dan juga merupakan tonggak pembebasan dari belenggu demokrasi bagi rakyat Indonesia.
Banyak kader PDI saat itu yang menjadi korban dalam mempertahankan nilai-nilai luhur demokrasi yang berjuang demi tegaknya sebuah proses konsolidasi internal Partai yang diporakporandakan oleh kekuatan yang tidak menghendaki keterpilihan ibu Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua umum PDI. Namun dengan semangat membara, kader-kader PDI Pro-Mega mempertahankan sikap politik yang pada akhirnya memantik gelombang kebebasan dalam tatanan demokrasi.
"Untuk itu DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur setiap tahun memperingati Peristiwa tersebut menjadi momentum konsolidasi yang tegak lurus komando Partai dan kewajiban bagi Kader Partai saat ini memaknai sebuah rangkaian peristiwa sejarah yang tidak terputus dalam proses tegaknya demokrasi dan berkonsolidasi," ungkap Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur Rio Sambodo dalam keterangannya, Kamis (27/7).
Sejak berdirinya PNI 4 Juli 1927, Fusi PDI 10 Januari 1973, Mempertahankan eksistensi PDI Pro-Mega menjaga Kepemimpinan Ibu Mega Sukarnoputri 27 Juli 1996 sampai dengan Deklarasi PDI Perjuangan 14 Februari 1999 menjadikan sebuah proses transformasi dinamis yang mengantarkan PDI Perjuangan menjadi partai yang terus menerus bekerja mengawal demokrasi dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat.
Walaupun dalam perjalanan telah mengalami pasang surut bahkan badai politik Indonesia sejak tahun 1999. Ketangguhan atas kesabaran revolusioner yang diajarkan Ketua Umum Partai, membawa 2 kemenangan beruturut-turut (Legislatif & Presiden tahun 2014 & 2019)
"Menuju Pemilu 2024, DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur berupaya mempertahankan kemenangan untuk ke-3 kalinya, dengan upaya menerapkan konsep manajemen partai dikelola dengan pendekatan Teknologi Digital dan menguatkan nilai-nilai luhur kebudayaan, DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur dikelola secara modern namun tetap berbasis massa/kerakyatan serta berlandaskan kebudayaan Indonesia," jelasnya.
Hal ini di awali dengan pemugaran kantor partai menjadikan pusat pendidikan politik, ruang publik pendampingan rakyat dan sarana pemajuan kebudayaan, yang di beri nama Gedung Banteng Jakarta Timur.
"Dengan konsep baru ini, semakin terlihat konsistensi Partai dalam memperjuangakan hak-hak rakyat sehingga partai ini semakin dicintai dan diminati berbagai kalangan," ungkap anggota DPRD DKI Jakarta itu.
Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya anak-anak muda, kaum intelektual/akademisi, professional juga mantan birokrat yang bergabung di PDI Perjuangan.
Baca; REPDEM: Langkah Budiman Sudjatmiko Bertemu Prabowo Salah
Pada peringatan Peristiwa 27 Juli 2023 dengan tema SATYAM EVA JAYATE, Meenang....Menang....Menang...!!! dilakukan penyerahan KTA PDI Perjuangan yang dengan keinginan kuat bergabung sebagai anggota baru. Diantaranya Janice Zerlinda Nathaniel Ilyas (Mahasiswa), Robert Simangungsong, SH (Notaris/PPAT), Sobari (Pengiat Pendidikan), Muslim (Ex anggota Gerindra), Herisianto Tjahja (Ex birokrat), Hendra Widjanarko (Enterpreneur Muda), Nurizal Andrizal, SH, MH (Pengacara), Ida Farida (Enterpreneur), Marsda TNI(Purn) Dr. Koesnadi Kardi, M.Sc. RCDS (mantan Rektor UPN & Ketua Umum CNSS).