Cimahi, Gesuri.id - Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi Sri Budi Rahayu menegaskan PDI Perjuangan Kota Cimahi mengecam pencatutan foto Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi Ajay M Priatna terpajang dipamflet, spanduk dan media sosial di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia dalam Deklarasi KAMI.
Baca: Klaim Tak Mau "Janji Muluk", Akhyar Kontradiktif
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada yang berwenang untuk menindaklanjuti serta mengusut tuntas sesuai hukum yang berlaku.
Hal ini disampaikan Sri Budi Rahayu dalam konfrensi pers dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi jalan ciawitali No 1 Cimahi Utara Kota Cimahi, baru-baru ini.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Ketua Bidang Hukum Politik dan HAM DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi, Achmad Gunawan mengatakan terkait pencatutan poto Ajay dipasang di pamflet, spanduk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), kami nyatakan bahwa itu tidak benar.
“Kami nyatakan ini tidak benar karena Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi tidak merasa untuk di pajang poto disitu, tidak merasa diajak. Kami mengecam tindakan tindakan tidak manusiawi,”ujar Agun sapaan Achmad Gunawan.
Berbicara koalisi penyelamatan Bangsa, Agun mengatakan ditempat kami sudah ada posisi seperti ada fraksi ada DPC untuk menyelamatkan bangsa. Tetapi PDI Perjuangan tidak ikut dalam penyelamatan bangsa di Deklarasi KAMI.
Baca: Layanan Publik, DILAN Siapkan Sepeda Motor di Tiap RT/RW
“Sekali lagi PDI Perjuangan tidak ikut campur dalam penyelamatan bangsa yang dilakukan oleh KAMI. Untuk diketahui PDI perjuangan paling depan untuk membela dalam penyelamatan bangsa,”tandasnya.
Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi Purwanto menyatakan sikap bahwa itu tidak benar ketua PDI perjuangan Kota Cimahi di cantumkan potonya dalam spanduk dalam pada acara deklarasi tersebut.
“Kami nyatakan itu tidak benar terkait pencatutan poto Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi sekaligus Wali Kota Cimahi. Dan kami PDI Perjuangan Kota Cimahi menyatakan sikap menolak deklarasi KAMI. Kami tidak menginginkan Kota Cimahi yang kondusif menjadi tidak kondusif,” pungkas Purwanto.
