Jakarta, Gesuri.id - Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Bidang Kerakyatan, Sadarestuwati, menegaskan terkait dengan pembebasan tugasan Murad Ismail sebagai Ketua DPD Partai Maluku, bahwa hal tersebut telah melalui mekanisme organisasi.
Baca: Kaukus Perempuan Parlemen Desak KPU Revisi PKPU Nomor 10 Tahun 2023
“Pak Murad Ismail menunjukkan sikapnya yang tidak terpuji. Sebab ketika Pak Djarot Syaiful Hidayat dan Pak Komarudin Watubun melakukan klarifikasi, tiba-tiba Pak Murad menunjukkan sikap emosional. Sikap tersebut jauh dari karakter seorang pemimpin yang bijak dalam menyelesaikan permasalahan," ujar Sadarestuwati dalam keterangan resmi yang diterima Gesuri.id, Selasa (9/5).
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP PDI Perjuangan bidang perempuan, Sri Rahayu juga sangat menyayangkan sikap Murad Ismail yang lebih mengedepankan kepentingan keluarga, khususnya isterinya sendiri, daripada kepentingan rakyat.
“Sebagai gubernur yang diusung oleh PDI Perjuangan seharusnya Pak Murad lebih mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. PDI Perjuangan memiliki aturan Partai bahwa suami isteri tidak boleh berbeda partai, namun ternyata Pak Murad malah menunjukkan sikap emosional dihadapan Pak Djarot Syaiful Hidayat yang dikenal sebagai sosok yang santun, sosok pendengar, dan selalu mencari solusi dengan cara musyawarah," ujar Sri Rahayu.
Atas sikap Murad Ismail yang emosional tersebut, maka ketika DPP Partai memberikan laporan kepada Ketua Umum Partai, Ibu Megawati Soekarnoputri, arahan Beliau sangat tegas bahwa seluruh kader Partai wajib menjaga disiplin Partai dan juga mematuhi peraturan Partai.
Baca: Elektabilitas Ganjar Meroket, Tiga Pilar PDI Perjuangan Solid Bergerak Bersama Parpol Pendukung
“Partai dibangun atas keteguhan dalam ideologi dan disiplin kader. Atas dasar hal tersebut, maka Partai mengambil keputusan membebas tugaskan Sdr. Murad Ismail dari jabatan sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan, dan menetapkan Sdr Benhur Watubun sebagai Ketua DPD dan Mercy Barends sebagai Sekretaris DPD Partai," kata Sri Rahayu.
Apa yang terjadi di Maluku tersebut untuk menjadi pelajaran penting, bagaimana setiap kader partai agar bisa menjaga perilaku, bersikap santun, namun tegas dan kokoh di dalam membela rakyat kecil.