Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pariera, menyebut pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang politik genderuwo sebagai sindiran.
Selain itu, pernyataan politik genderuwo pun dianggap sebagai motivasi untuk membangun rasa optimisme masyarakat atas situasi dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Baca: Istilah 'Politik Genderuwo', TKN: Rakyat Jangan Takut
Andreas Hugo Pariera mengatakan memang seharusnya seorang pemimpin bisa membangun rasa optimisme dan menginspirasi masyarakat, bukan sebaliknya menakut-nakuti masyarakat.
"Seperti mitologi Genderuwo yang berperan menakut-nakuti dan menjerumuskan manusia dalam halusinasi ketakutan," ujar ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pariera, Minggu (11/11).
Andreas Pariera menilai narasi pesimisme serta menakut-nakuti dengan berbagai situasi dan tantangan yang dihadapi merupakan bentuk komunikasi politik yang buruk.
Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan di Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018), sempat menyindir politikus yang doyan menyebar propaganda dan ketakutan kepada masyarakat di tahun politik ini.
Ia menyebutnya sebagai politikus gerenduwo (genderuwo). "Ya politikus gerenduwo itu yang melakukan cara- cara berpolitik dengan propaganda. Menakut- nakuti dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," kata Jokowi.
Jokowi mengemukakan saat ini banyak politikus yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang menakutkan dan menimbulkan keresahan terhadap masyarakat.
Baca: Istilah 'Politikus Genderuwo', Steven Sepakat dengan Jokowi
"Coba lihat politik dengan propaganda menakutkan. Membuat takut dan kekhawatiran. Setelah itu membuat sebuah ketidakpastian. Kemudian menjadi keragu raguan di masyarakat," ucapnya.
Menurutnya, cara berpolitik semacam itu bukanlah berpolitik yang beretika. Masyarakat digiring ke arah ketakutan sehingga terkesan kondisi Indonesia mencekam. Cara berpolitik seperti itu dikatakan dapat memecah persatuan bangsa. "Cara berpolitik seperti ini jangan diteruskan lah. Stop," katanya.