Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Prof.Dr. Megawati Soekarnoputri sudah menyatakan siap kembali menjabat sebagai pimpinan tertinggi di PDI Perjuangan. Pernyataan itu di tengah gencarnya isu bahwa pucuk kepemimpinan tertinggi itu berusaha direbut.
Tetapi dari pihak manakah yang berusaha merebut itu? Apakah pihak internal atau eksternal PDI Perjuangan?
Ketika hal tersebut ditanyakan wartawan kepada Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, ia pun memberi respons begini.
“Ya, teman-teman pers kan sudah bisa merasakan, ada upaya untuk melakukan konsolidasi kekuasaan,” kata Hasto.
Hasto menjawab pertanyaan wartawan di sela acara seminar dalam rangka Rapat Koordinasi Bidang Nasional Pangan dan Pertanian dengan tema: *Kedaulatan Pangan di Indonesia (Beras, Kedelai dan Jagung), Kamis (15/8). Acara itu dilaksanakan di Kantor DPP PDI Perjuangan, di Jln.Diponegoro No. 58, Menteng, Jakarta Pusat.
Hasto lebih lanjut memberi semacam hint atau petunjuk kepada publik untuk bisa memahami kondisi yang ada, tanpa perlu secara terbuka menyebut identitas pihak yang hendak merebut kedaulatan PDI Perjuangan.
“Bahkan ada sosok penting yang berjuang menjalankan perintah dari pemimpin itu. Tetapi kemudian orang mengatakan, habis manis sepah dibuang. Padahal segala cara sudah coba dilakukan untuk memenuhi kehendak pemimpin,” ujarnya.
Apapun itu, Hasto mengatakan bahwa momen saat ini menjadi semacam pengingat bagi semua pihak, bahwa ada yang perlu mendapat perhatian. Atensi khusus tampaknya perlu lebih diberikan pada kaitan antara sosok penguasa pemerintahan, aparatur pemerintahan khususnya di sektor hukum, hingga kepentingan oligarki.
Namun dia juga meyakini, bahwa rakyat takkan diam. Ia berkaca pada pengalaman di internal PDI Perjuangan, yang isinya mayoritas adalah Wong Cilik, yang siap melawan upaya pengambilalihan kepemimpinan partai dari Megawati Soekarnoputri.
“Maka ini menjadi bukti bahwa hukum ketika tidak lagi mengabdi pada merah putih akan terjadi pergerakan rakyat,” pungkasnya.
