Jakarta, Gesuri.id – Jakarta tak hanya penuh dengan gedung-gedung pencakar langkit, tapi juga memiliki banyak patung-patung ikonik yang menjadi landmark suatu negara seperti patung-patung yang kerap dijumpai hampir di seluruh ruas jalan Jakarta.
Tak banyak yang mengetahui nama dan sejarah di balik patung-patung tersebut. Kali ini kami akan mengajak anda berkeliling kota Jakarta untuk lebih mengenal sejarah karya seni yang sebagian besar digagas oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Bung Karno – sapaan akrab Soekarno – ini memang terkenal dengan kecintaannya terhadap seni. Menyandang gelar insyiur, Bung Karno pun ingin memoles wajah Jakarta dengan cantik dan beradab. Pasalnya, sebagai ibukota negara, Jakarta tentu akan menjadi pintu gerbang Indonesia bagi negara-negara lainnya.
Setidaknya ada lima patung monumental yang memiliki kisah-kisah menarik untuk dibahas:
1. Patung Selamat Datang
Jika anda kerap melawati jalanan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, tentunya Patung Selamat Datang tidak asing lagi bagi anda. Selain Monumen Nasional (Monas), bisa dikatakan karya seni yang satu ini juga sudah menjadi landmark Kota Jakarta.
Patung yang didesain dengan bentuk sepasang laki-laki dan perempuan sedang merentangan tangan dan menggenggam bunga ini terbuat dari perunggu. Patung ini merupakan karya seni dari Trubus dan Edhi Sunarso.
Trubus dan Edhi membuat Patung Selamat Datang berdasarkan desain dari pelukis yang juga merupakan Gunernur Jakarta pada saat itu, yaitu Henk Ngatung. Dibangun pada tahun 1961, patung ini dimaksudkan untuk menyambut para atlet Asian Games IV tahun 1962. Posisi patung yang menghadap ke arah kota (utara) juga menunjukkan daerah kota berperan sebagai pusat bisnis, perdagangan, dan pendatang dari pelabuhan saat itu.
2. Patung Dirgantara
Patung ini kini lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran karena letaknya yang berada di kawasan pancoran, Jakarta Selatan, tepatnya di depan Markas Besar (Mabes) Angkatan Udara Repbulik Indonesia (AURI). Karya seni ini dibangun di masa akhir kepemimpinan Bung Karno sebagai presiden RI, jadi bisa dikatakan jika patung ini merupakan peninggalan seni terakhir Bung Karno untuk Jakarta.
Meskipun banyak mitos yang melingkupi patung ini seperti kabar Bung Karno menyimpan harta karun di suatu tempat seperti yang ditunjukan oleh patung tersebut. Namun, alasan utama sang Prokalmator meminta perupa Edhi Sunarso membuat patung tersebut tidak lain untuk menunjukan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara.
Terbuat dari perunggu dan wujudnya yang gagah perkasa melambangkan semangat keberanian Bangsa Indonesia untuk menjelajahi angkasa luas. Terkahir, arah Patung Dirgantara menuju ke salah satu gerbang masuk Jakarta yakni Bandara Halim Perdanakusuma yang dulu bernama Bandara Cililitan.
3. Patung Pembebasan Irian Barat
Tertelak di Lapangan Banteng, pantung ini nampak megah dengan bentuknya yang berdiri tegak dengan kedua tangan terlentang ke atas. Patung yang satu ini ternyata menyimpan kisah heroik dibaliknya.
Dikutip dari laman Jakarta-tourism.go.id, Patung Pembebasan Irian Jaya Barat ini tersebut secara resmi diperingati pada tanggal 17 Agustus 1963, pada hari kemerdekaan ke-18 negara tersebut dan setahun setelah mulai dibangun.
Patung karya perupa favorit Bung Karno, Edhi Soenarso ini dibangun untuk untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah lepas bebas dari penjajahan Belanda, karena wilayah Irian Barat dipertahankan Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (1949) dan Belanda mengulur- ulur waktu sampai Bung karno membentuk Komando Trikora.
Hingga kini, Patung Pembebasan Irian Barat berada di bawah tanggung jawab layanan taman Jakarta.
4. Patung Pemuda Membangun
Bagi anda yang kerap melawati jalanan sekitar Sudirman dan kawasan Blok M, tentu patung yang satu ini kerap terlihat. Patung Pemuda Membangun ini kerap juga dijuliki ‘Pizza Man’ oleh masyarakat Jakarta.
Patung ini dibangun oleh Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA) di bawah pimpinan Imam Supardi. Sementara penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir Pamuncak. Seluruh pendanaan untuk membangun monumen tersebut dibiayai oleh Pertamina, yang saat itu dipimpin Ibnu Sutowo.
Dibangun pada bulan Juli tauhun 1971, patung ini ditargetkan selesai pada tanggal 28 Oktober 1971 yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Namun karena satu dan lain hal, patung ini baru selesai dan diresmikan pada bulan Maret 1972.
Desain yang dilambangkan dengan seorang pemuda gagah yang tengah mengangkat piringan obor ini dibuat sebagai penghargaan kepada pemuda pemudi Indonesia yang telah membantu pembangunan di Indonesia. Api dalam obor sendiri memiliki makna semangat pembangunan yang tak pernah padam, di mana di tangan para pemuda lah masa depan Indonesia diletakkan.
5. Patung Kuda Arjuna Wiwaha
Pasca pengumum hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), pantung ini kerap menjadi titik kumpul aksi massa yang memprotes hasil Pemilu khususnya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang terletak di kawasan Jakarta Pusat ini dibangun oleh perupa asal Bali, Nyoman Nuarta pada bulan Agustus 1987. Kala itu merupakan masa pemerintahan Preside kedua RI, Soeharto.
Patung tersebut menceritakan kisah sosok Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya ditunggangi oleh Batara Kresna, titisan Dewa Wisnu. Kereta perang itu ditarik oleh delapan kuda yang melambangkan 8 pedoman yaitu : bumi, matahari, api, bintang, samudera, angin, hujan dan bulan. Di bagian patung itu menempel prasasti yang bertuliskan “Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir.”