Jakarta, Gesuri.id - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko, memaknai istilah ‘politik sontoloyo’ yang dilontarkan Presiden Jokowi dalam acara pembagian 5.000 sertifikat tanah di DKI Jakarta. Menurutnya itu adalah politik yang memecah belah demi meraih kekuasaan.
Selain itu, Budiman menambahkan, politik yang berorientasi jangka pendek.
Baca: Presiden Minta Masyarakat Waspadai Politikus Sontoloyo
“Mengorbankan kewarasan, yang jelas politik jangka pendek, politik pecah belah hanya untuk kekuasaan, mengorbankan kesatuan, menggedekan masalah kecil tapi mengabaikan hal besar,” ujar Budiman, Selasa, (23/10).
Budiman Sudjatmiko mengatakan, yang dirugikan dalam ‘politik sontoloyo’ bukanlah Jokowi, tetapi justru seluruh masyarakat.
“Kalau pecah belah berhasil yang rugi bukan Pak Jokowi, tapi bangsa. Mengorbankan kewarasan bangsa, keutuhan bangsa itu kemudian rusak hanya karena kebencian, emosi sesaat yang bisa membakar banyak hal yang berkaitan dengan bermasyarakat dan bernegara itulah masalahnya,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden melontarkan istilah 'politik sontoloyo' saat dirinya membagikan 5.000 sertifikat tanah untuk warga DKI Jakarta yang juga dihadiri Gubernur Anies Baswedan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemarin.
Baca: Presiden: Politikus Sontoloyo Selalu Sebarkan Kebencian
Jokowi menyampaikan hal itu dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI, bukan sebagai calon presiden.
“Hati-hati, banyak politik yang baik-baik, tapi juga banyak sekali politik yang sontoloyo. Ini saya ngomong apa adanya saja sehingga mari kita saring, kita filter, mana yang betul dan mana yang tidak betul. Karena masyarakat saat ini semakin matang dalam berpolitik,” ujar Jokowi.