Ikuti Kami

Puan Kenang Bung Karno yang Bisa Menjembatani Bangsa-Bangsa

Bung Karno menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru.

Puan Kenang Bung Karno yang Bisa Menjembatani Bangsa-Bangsa
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menceritakan bagaimana Presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno meraih gelar doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Berlin, 23 Juni 1956.

Diketahui, Bung Karno meraih gelar doktor HC dari Universitas Berlin di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik.

Adapun ini diceritakan Puan saat menjadi keynote speaker acara Diskusi publik dengan tema: “Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa” yang diadakan di secara hybrid di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta, Minggu (3/7). 

Diskusi ini digelar dalam rangka peringatan Bulan Bung Karno 2022.

Baca: Putra Kenang Tjahjo Kalau Berargumen Jangan Omdo

Menurut perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI ini, Bung Karno bertanya dengan civitas Universitas Berlin atas gelar yang diberikan.

"Ternyata Presiden Universitas Berlin mengatakan bahwa menurut mereka Presiden Soekarno telah membuat jembatan yang hebat sekali, yaitu a bridge between nation, jembatan yang menghubungkan bangsa-bangsa, jembatan yang membuat bangsa-bangsa dapat bergaul satu sama lain dengan cara yang akrab,” cerita Puan.

Menurut Puan, dengan aktifnya Bung Karno membangun jembatan antar bangsa, disitulah letak sosoknya menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru.

“Sebenarnya, kita dapat mengajak semangat Bung Karno untuk membangun tatanan dunia baru. Dan keinginan Bung Karno sejak muda untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Puan.

Dia juga menuturkan, dalam pledoi Bung Karno yaitu Indonesia Menggugat pada tahun 1930 yang menentang kolonialisme dan imperialisme, serta pidato pada 1 Juni 1945, sudah jelas bagaimana menginginkan kemerdekaan Indonesia dengan dasar falsafah dan ideologi  negara Pancasila.

“Maka terlihat sebuah kesinambungan pemikiran Bung Karno tentang tatanan dunia yang baru yang beliau bayangkan dan perjuangkan. Dari pemikiran dan perjuangan Bung Karno, dapat kita lihat bahwa tantangan dunia baru dimulai dengan pembangunan karakter bangsa, yang berdaulat dengan semangat gotong royong yang di dalamnya ada spirit Bhinneka Tunggal Ika, toleransi dan cinta tanah air dan bangsa,” tutur Puan.

Bahkan setelah Indonesia merdeka, Bung Karno turut serta membantu negara lain untuk memperoleh kemerdekaan yang kemudian bisa menghelat Konferensi Asia Afrika dengan melahirkan Dasasila Bandung.

Baca: Sekjen Hasto: Soekarno-Hatta Lahirkan Kebijakan Bebas Aktif

Bahkan, di sidang PBB pada tahun 1960, Bung Karno menyampaikan dengan jelas bagaimana visinya tentang dunia yang terbebaskan dari imperialisme dan kolonialisme,  terbebaskan dari penjajahan dan penindasan.

“Konsistensi dan keteduhan pemikiran Bung Karno pula yang kemudian melahirkan games of the new emerging forces sebagai wujud nyata konstensi perjuangan tatanan dunia yang baru dalam berbagai aspek kehidupan,” jelas Puan.

Dia juga menuturkan, setiap tempat yang didatangi Bung Karno terjangkit virus untuk menggelorakan semangat nasionalisme, gotong-royong, Bhinneka Tunggal Ika, semangat toleransi dan semangat kemandirian.

Contohnya, bagaimana  pemimpin Uni Soviet tertular semangat toleransi beragama ketika menyinggahi Masjid di A St Petersburg.

“Mari kita teruskan perjuangan Bung Karno yang pernah mengatakan 'kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa,” tutup Puan.

Quote