Ikuti Kami

Putra: Peran Keluarga Krusial Bagi Generasi Membaca 

Peran keluarga, hal utama dalam menciptakan atmoster pendidikan kondusif bagi tumbuhnya generasi membaca.

Putra: Peran Keluarga Krusial Bagi Generasi Membaca 
Putra Nababan saat menjadi pembicara dalam acara diskusi publik bertemakan "Ada Apa Dengan Media Digital?" di Universitas Jayabaya, Jakarta, Rabu (24/4). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Ungkapan buku adalah jendela dunia tanpa batas sepertinya bukanlah sesuatu yang berlebihan. Sebab membaca dapat meningkatkan kualitas hidup manusia serta menjauhkan dari jurang kebodohan. Membiasakan diri membaca, melatih kita memusatkan pikiran dan merangsang saraf otak untuk bekerja.

Baca: Putra: Berani Bikin Akun Medsos, Harus Berani Tanggung Jawab

Namun tak sesederhana itu, menurut Jurnalis Senior sekaligus founder idtalent.id, Putra Nababan, peran keluarga adalah hal utama dalam menciptakan atmoster pendidikan kondusif bagi tumbuhnya generasi membaca.

Untuk itu Putra berharap setiap individu menyadari pentingnya membaca sebagai kebutuhan dasar manusia. Hal itu diungkapkan Putra saat menjadi pembicara dalam acara diskusi publik bertemakan "Ada Apa Dengan Media Digital?" di Universitas Jayabaya, Jakarta, Rabu (24/4). Diskusi tersebut bertepatan dengan Hari Buku Sedunia yang diperingati setiap tanggal 23 April.

"Di keluarga ada semacam politik buku. Bahwa, kalau yang namanya membaca segala infrastruktur daya upaya di ATM yang kita punya akan kita berikan demi membaca. Kalau untuk yang namanya buku kalau perlu pas kita ke luar negeri baju kotor kita kirim pakai kapal laut, bukunya kita bawa pakai pesawat dan anak-anak lihat bagaimana orang tua berpihak pada buku dan bagaimana orangtua menghormati mereka membaca," jelasnya.

Selain itu, Putra yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Jakarta Timur dari PDI Perjuangan ini mengatakan, salah satu keuntungan utama dari membaca adalah konteks. Di media sosial (medsos) yang kita dapatkan itu hanya teks.

"Warga yang  kurang konteks dari sebuah permasalahan biasanya mudah marah, mudah dibodoh-bodohi dan mudah diprovokasi. Dikit-dikit nabok, dikit-dikit nyolot, itu namanya orang tidak paham konteks, kebanyakan baca teks di medsos, tidak paham konteksnya," Putra memaparkan.

Mantan pemimpin redaksi Metro TV itu pun berharap bagaimana buku-buku dapat diakses hingga ke seluruh pelosok nusantara. "Terutama mereka yang tidak terjangkau oleh jaringan 3G dan sebagainya. Itu menurut saya harus ada upaya yang lebih di dalam kita memberikan fasilitas buku kepada saudara-saudara kita yang ada di tempat-tempat terluar,” ungkapnya.

Selain bisa membuka nuansa berpikir, Putra melanjutkan, dengan buku kita juga bisa melihat banyak perspektif pandangan. "Buat seseorang untuk bisa mengeluarkan ide dan gagasan dalam menciptakan bisnis baru atau menelurkan kebijakan publik yang berkuakitas terobosan atau memilih topik untuk bikin skripsi itu referensinya harus banyak," ujar Putra.

Baca: Putra Nababan Tularkan Semangat Motivasi Duta Baca Indonesia

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dadang Sunendar mengatakan saat ini pihaknya telah memiliki program bernama Gerakan Literasi Nasional yang dimulai sejak 2016.

Gerakan Literasi Nasional dijalankan sebagai implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

"Tujuannya yakni ingin menanamkan kesukaan [masyarakat] pada kegiatan membaca. Tujuan lainnya untuk mencapai tingkat kemampuan membaca yang baik. Kalau tingkat membaca masyarakat Indonesia baik, kebiasaan membaca baik, harapannya kemampuannya baik, itu akan berpengaruh pada peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), harus literat semuanya," kata Dadang.

Quote