Surabaya, Gesuri.id - Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Tri Indah Ratna Sari menyatakan hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) yang menyebut PDI Perjaungan menjadi partai pilihan perempuan merupakan sinyal kemenangan di Pemilu 2024.
"Ini kepercayaan yang luar biasa buat PDI Perjuangan Surabaya. Bisa dibilang ini sebuah sinyal kemenangan untuk partai dan Pak Ganjar sebagai calon presiden di tahun 2024," kata Ratna di Surabaya, Jumat (14/7).
Ia menyebut suara perempuan dan millenial itu akan mendompleng popularitas daftar pemilih. Mengingat, populasi pemilih perempuan yang lebih banyak dari laki-laki. Terlebih lagi didukung oleh pemilih baru dari millenial.
Baca: Sri Untari Beri Pesan Khusus ke Ganjar Pranowo
"Kepercayaan ini tentunya menjadikan semangat kader PDI Perjuangan Kota Surabaya semakin berkobar. Perempuan dan millenial sudah di barisan kita," kata dia.
Menurut Ratna, pengaruh Ketua DPP Puan Maharani sebagai perempuan menjadi jawaban kenapa pemilih perempuan menentukan pilihannya pada PDI Perjuangan, terlepas banyaknya kader partai yang sukses menduduki kursi legislatif.
"Terlepas itu juga sosok Ketua Adi Sutarwijono ini juga sangat dekat dengan anak muda," katanya.
Sebelumnya, Peneliti Senior SSC Ikhsan Rosidi mengatakan, kecenderungan perilaku pemilih warga Surabaya menjelang Pemilu 2024, salah satunya menunjukkan bahwa mayoritas kelompok pemilih perempuan cenderung memilih untuk memberikan suara kepada PDI Perjuangan.
"Dengan kata lain PDI Perjuangan menjadi partai favorit pilihan perempuan di Kota Surabaya," kata Rosidi.
Rosidi mengatakan, PDI Perjuangan memuncaki pilihan sebagai partai yang paling dipilih aoleh kelompok pemilih perempuan di Surabaya dengan meraih angka 49,8 persen. Baru kemudian diikuti oleh Gerindra dengan 7,5 persen dan PKB dengan 7,2 persen, Golkar dengan 6,5 persen dan Demokrat dengan 6,2 persen.
"Partai-partai lainnya hanya berada di kisaran 3 persen ke bawah," katanya.
Baca: Ganjar Pranowo Temui 10 Ribu Emak Emak di Kota Surabaya
Lebih lanjut Ikhsan, menguraikan partai-partai yang dimaksud meliputi PAN 2,8 persen, Nasdem 2,7 persen, PKS 2,5 persen, Perindo dan PSI masing-masing 1,8 persen dan 1,3 persen. Selebihnya Partai PPP dengan 0,8 persen, kemudian Garuda, PKN, dan Hanura masing-masing memperoleh 0,2 persen.
"Sedangkan Ummat, Gelora, PBB, dan Partai Buruh tidak memperoleh persentase dari perempuan di Surabaya," ucapnya.
Pada sisi lain, Ikhsan menekankan bahwa ceruk suara dari kelompok pemilih pada demografi ini juga masih cukup besar untuk digarap oleh seluruh partai politik peserta pemilu.
"Masih ada 10,3 persen responden yang memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu yang dapat kita anggap sebagai pemilih yang belum menentukan pilihan. Sehingga, potensi suara ini ini masih bisa menjadi ruang terbuka bagi partai-partai untuk berkompetisi dan memanfaatkannya menjadi suara riil pada pemilu nanti," ujarnya.