Surabaya, Gesuri.id - 5.000 kader PDI Perjuangan mengikuti Senam Indonesia Cinta Tanah Air (SICITA) di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (12/3).
"Apakah semuanya siap untuk memenangkan hati rakyat?," kata Pelaksana Harian (Plh) Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Budi Sulistyono saat membakar semangat para kader Banteng Surabaya yang ikut SICITA.
Suasana di Tugu Pahlawan yang merupakan ikon Kota Pahlawan itu begitu semarak, memerah dengan kehadiran ribuan kader Banteng. Hadir Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Armuji, Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Budi Sulistyono dan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono beserta jajaran.
Baca: Banteng Jawa Timur Siap Gelar Lomba SICITA
Budi Sulistyono yang akrab disapa Kanang itu meminta seluruh kader untuk terus bersemangat turun ke masyarakat, bahu-membahu bersama rakyat dalam segala suasana, baik suka maupun duka. Hanya dengan kebersamaan bersama rakyat itulah, kata dia, PDI Perjuangan bisa menang tiga kali berturut-turut alias hattrick pada 2024.
"Ayo songsong kemenangan 2024 dengan kerja nyata untuk rakyat. Apakah semuanya siap?" kata Kanang disambut pekik "siap" dari ribuan kader yang hadir. Suara pekik merdeka kemudian bersahutan, menggema dari sudut-sudut lapangan Tugu Pahlawan yang seluas 1,3 hektare.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, program senam bersama merupakan wujud semangat seluruh kader PDI Perjuangan Kota Surabaya untuk menggalakkan hidup sehat di kalangan warga.
"SICITA selama ini sudah dimainkan di kampung-kampung oleh para kader PDI Perjuangan dan ribuan kelompok senam se-Surabaya. Ini bentuk tanggung jawab PDI Perjuangan dalam mengajak publik untuk hidup sehat, di samping tentu kami kawal kebijakan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi warga," ujar Adi.
Adi mengatakan, Tugu Pahlawan dipilih sebagai lokasi SICITA bersama karena sebagai simbol semangat gotong royong arek-arek Suroboyo dalam menghadapi beragam tantangan, termasuk saat itu melawan penjajah.
Di Tugu Pahlawan terdapat lengkungan-lengkungan 10 lengkungan dengan 11 ruas. Angka-angka itu bermakna tanggal 10, bulan 11; waktu yang begitu bersejarah saat peperangan kota berlangsung sengit pada 10 November 1945.
"Maka di Tugu Pahlawan hari ini kami bersepakat untuk mengobarkan semangat melawan kemiskinan, semangat hidup sehat, semangat mandiri secara ekonomi, yang menjadi komitmen bersama seluruh kader PDI Perjuangan, termasuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wawali Armuji," ujar Adi yang juga ketua DPRD Surabaya.
Baca: Banteng Papua Barat Bidik Dua Kursi DPR RI
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, SICITA adalah komitmen PDI Perjuangan dalam meningkatkan kesehatan dan keguyuban masyarakat. Senam ini memadukan koreografi gerak yang rampak sekaligus lagu-lagu nasionalisme pengobar semangat kebangsaan.
"Sicita ini bersifat universal, sumbangan PDI Perjuangan untuk bangsa. Maka di Surabaya Senam Sicita terus digalakkan dari kampung ke kampung," ujar Eri.
Program SICITA masal ini juga turut menggerakkan ekonomi warga. Ratusan pedagang menyemut di Tugu Pahlawan, menjajakan bakso, tempe, es teh, lontong balap, dan beragam makanan tradisional.
Tak hanya itu, ratusan lyn atau angkutan kota juga mendapat dampak positifnya. Ratusan lyn disewa oleh para kader dari 31 kecamatan se-Surabaya.