Jombang, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka mengatakan mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) adalah gurunya dalam politik.
Baca: Rieke: Memilih Jokowi Berarti Mempertahankan Pancasila
Dia mengaku Gus Dur lah yang pertama kali membawanya ke kancah politik. Gus Dur juga yang mengajarkannya tentang politik kemanusiaan.
"Di dalam politik, itu landasannya. Tujuan kita menegakkan keadilan dan kemanusiaan," ujar Rieke ketika berziarah ke makam Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, baru-baru ini.
Rieke berkisah, dirinya dan Gus Dur berteman cukup lama. Rieke mengungkapkan saat Gus Dur masih hidup, hampir setiap Jumat, dirinya, Franky Sahilatua, Ki Slamet Gundono, serta seorang anak indigo, Albert, selalu berkumpul di kantor PBNU.
Hal itu merupakan kebiasaan dari Gus Dur. "Setelah Shalat Jumat kita selalu kumpul untuk diskusi. Saya juga pernah menemani Gus Dur saat cuci darah. Dalam ruangan itu hanya ada saya, Prof Mahfud MD, serta Gus Dur sendiri. Pak Mahfud pasti masih ingat," ungkap Rieke.
Rieke melanjutkan,semenjak Gus Dur wafat, dirinya sebenarnya tidak pernah mau melihat makam mantan Ketua Umum PBNU tersebut.
Rieke juga tidak hadir saat Gus Dur dikebumikan. "Karena saya selalu ingin merasakan Gus Dur masih hidup. Gus Dur guru saya, sahabat saya, orang tua saya," kata Rieke.
Baca: Rieke: Jika MA Tolak PK Baiq Nuril, Ancaman bagi Kaum Hawa
Rieke mengaku Gus Dur pula yang mengajarkan kepada Rieke fungsi hukum. Hukum itu fungsinya adalah mengorganisasi tanggungjawab. Bukan menakut-nakuti masyarakat.
"Dan saya kira itu inti sari filsafat hukum. Orientasi hukum bukan pada sanksi, tapi tanggungjawab. Gus Dur mengajarkan itu kepada saya," ujar Rieke, anggota DPR RI yang pada Pileg kali ini diprediksi melanggang kembali ke Senayan.