Malang, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI dari PDI Perjuangan Ahmad Basarah kembali melontarkan pernyataan yang menepis isu santer dan terus menerus mengenai partainya. Yakni, kerap diserang sebagai partainya komunis.
Bahkan, calon presiden (capres) yang berasal dari PDI Perjuangan yaitu Jokowi, kerap juga disandera dengan isu PKI.
Dalam acara sosialisasi 4 Pilar di Pendapa Agung Kabupaten Malang, Senin (11/03/2019), Basarah memulainya dengan menyinggung hal tersebut.
"Saya setiap acara selalu memulai salam dengan shalawat Nabi. Karena saya Muslim dan partai saya tidak benar adalah komunis yang sering dituduhkan kepada kami selama ini," kata Basarah kepada seluruh peserta acara dari unsur Camat, Kepala Desa, Kejaksaan, Polres, Kodim, pendamping desa se-kabupaten Malang, Senin (13/03/2019).
Pernyataan tersebut dilatarbelakangi dengan kegerahan Basarah atas partainya yang terus menerus diserang isu sebagai bagian dari PKI.
Oleh beberapa kalangan yang kerap juga menghadapkan antara Pancasila dengan agama Islam.
Isu tersebut didukung dengan semakin mudahnya masyarakat mengakses internet melalui telepon pintar yang kini mudah diperoleh dengan harga kompetitif.
"Melalui medsos berbagai isu ditampilkan tanpa filter. Ini tentunya menjadi berbahaya dan jadi tantangan kita semua. Khususnya diberbagai pedesaan," ujar Basarah.
Isu PKI bagi PDI Perjuangan bahkan ditarik lebih jauh terhadap masih adanya berbagai tuduhan mengenai sosok Soekarno Presiden Indonesia pertama. Dimana, Soekarno pun tidak pernah lepas disandingkan dengan partai komunis tersebut.
Hal inilah yang terus menerus didengungkan dan dilawan oleh PDI Perjuangan melalui berbagai kegiatan saat menjumpai masyarakat diberbagai daerah. Basarah secara lantang menyatakan, PDI Perjuangan adalah partai nasionalis dengan orang-orang yang beragama.
"Karenanya saya awali salam dengan sholawat nabi dalam setiap acara apapun. Selain karena saya Islam yang taat juga," ujarnya.
Selain mengcounter isu-isu PKI atas partainya, Basarah juga menyampaikan keprihatinannya atas pemahaman Pancasila yang sejak tahun 2013 dihapus sebagai mata pelajaran di sekolahan.
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan, di tahun-tahun itulah pemahaman rakyat tentang ideologi bernegara diserahkan kepada mekanisme pasar bebas.
"Rakyat tahu tidak tahu, menerapkan atau tidak nilai-nilai Pancasila, diserahkan ke pasar bebas. Karenanya di era Ketua MPR RI pak Taufik Kiemas, mulai menyisipkan nilai-nilai Pancasila. Dan kita kembali difungsikan untuk melakukan sosialisasi 4 pilar," ujarnya.
Basarah juga mengatakan, di tahun politik 2019 ini, merupakan batu ujian bagi seluruh pihak penyelenggara pemilu maupun masyarakat. Apabila, pemilu 2019 berjalan dengan lancar, aman dan sesuai koridor-koridor aturan yang ada.
Maka, pemilu tahun 2024 yang akan lebih banyak melibatkan pemilihan, dibanding 2019 yang hanya memilih 5 wakil rakyat dan calon presiden.
"Bisa berjalan lancar juga. Di tahun 2024 bukan hanya capres, wakil rakyat pusat, provinsi dan daerah saja. Tapi juga pilihan bupati," demikian Basarah.