Pekanbaru, Gesuri.id - Upaya para bakal calon presiden tertentu yang mengklaim dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kader PDI Perjuangan mengemuka dalam ajang rapat kerja daerah (Rakerda) III PDI Perjuangan Provinsi Riau.
Di wilayah dimana Presiden Jokowi menang pemilihan di 2014 dan 2019, spanduk bergambar bakal capres tertentu bersama Jokowi bertebaran. Namun di Riau, sama sekali tak ada spanduk demikian.
Hal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Riau, H. Zukri Misran, dalam pidatonya saat Rakerda III yang dilaksanakan di Kota Pekanbaru, Jumat (18/8).
Baca: Cornelis Rayakan HUT ke-78 RI bersama Masyarakat Menjalin
Zukri menceritakan bahwa di dua Pilpres terakhir, Jokowi selalu kalah dari Prabowo Subianto untuk wilayah Provinsi Riau. Kondisi itu juga terjadi di Sumatera Barat.
Zukri mengatakan pihaknya merasa heran, ketika isu tingkat nasional muncul mengenai spanduk bakal capres tertentu non-PDI Perjuangan yang disandingkan dengan Presiden Jokowi. Padahal, Jokowi adalah kader PDI Perjuangan dimana partai mengajukan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.
Uniknya, lanjut Zukri, di Riau saat ini, sama sekali tak ada spanduk dari bakal capres dimaksud.
“Sehingga ini menandakan bahwa spanduk itu hanya berusaha mengklaim Pak Jokowi, niatnya tidak tulus dan cuma strategi elektoral saja. Buktinya, kalau bakal capres itu benar-benar merasa orang yang direstui Presiden Jokowi, harusnya spanduknya juga dipasang di Riau. Tetapi nyatanya tidak ada di Riau. Saya cek di Sumbar yang dulu Pak Jokowi juga kalah, juga tak ada. Adanya spanduk itu cuma di wilayah dimana Pak Jokowi dulu menang Pilpres,” urai Zukri.
Zukri melanjutkan, pihak tertentu berusaha dengan berbagai upaya demi berkuasa dan menjadi presiden. Untuk menghadapinya, maka seluruh pengurus dan kader PDI Perjuangan Riau harus solid dan menjalankan perintah Ketua Umum Prof.Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri. Yakni turun dan menggalang kekuatan ke rakyat sebagai Akar Rumput.
“Semoga rakerda III ini membawa keberkahan, kekompakan dan kemenangan bagi PDI Perjuangan dan Bapak Ganjar Pranowo di Pemilu 2024,” tegas Zukri.
Sementara Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan cerita soal spanduk yang disampaikan Zukri tersebut membuktikan adanya upaya pihak lain yang akan selalu berusaha mengklaim didukung Presiden Jokowi.
“Yang penting kita bergerak, dan bergerak. Jalan kemenangan hanya bisa dilakukan jika kita mengetuk pintu-pintu rakyat,” kata Hasto.
Strategi mengetuk pintu-pintu rakyat itu merupakan strategi darat.
Hal lain yang harus dilakukan lagi adalah strategi udara, yakni memperkuat resonansi mengenai kualitas sosok Ganjar Pranowo sebagai capres.
Menurut Hasto, pengurus daerah partai diharap segera memperkuat tim khusus untuk menggalang media massa maupun media sosial. Tim tersebut beranggotakan anak-anak muda kreatif yang akan membangun pesan-pesan politik kebenaran yang diusung Ganjar Pranowo.
Baca: Banteng Jatim Siap Hadapi Pilpres Dengan Segala Konsekuensinya!
“Perluas resonansi pesan politik kebenaran. Kita tidak pernah menggunakan cara menghujat dan memfitnah. Jangan terjadi lagi kasus Ratna Sarumpaet yang menciptakan kebohongan demi Pak Prabowo. Bentuk tim dengan beranggotakan anak-anak muda. Bangun keyakinan mereka bahwa pemilu bukan sekedar mencari pemimpin yang kompeten, namun pemilu juga ajang untuk mencegah pemimpin yang buruk berkuasa,” kata Hasto.
Hasto juga mengingatkan agar seluruh kader dan pengurus PDI Perjuangan memperkuat kerja sama dengan semua pihak. Khususnya dengan rekan pengusung PPP, Perindo, dan Hanura beserta kelompok-kelompok relawan.
“Kondisi saat ini hampir mirip dengan kondisi pemilu 2014. Kini Pak Ganjar dikeroyok. Tapi justru dengan dikeroyok itu, kita bisa berkata kepada rakyat. Bahwa apapun partai politiknya, Ganjar Pranowo presidennya,” tegas Hasto.
“Mari terus bersatu, kita berjuang. Seusai rakerda ini jangan ragu lagi. Semua harus bergerak turun ke bawah, yakinkan rakyat bahwa Pak Ganjar pemimpin yang akan membawa Indonesia bergerak cepat membawa kemajuan Indonesia,” pungkasnya.