Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Tagore Abubakar mengatakan Radio Rimba Raya dan RRI tidak bisa dipisahkan.
Baca: Isi Kemerdekaan, Ganjar Ajak Masyarakat Tidak "Ngehoaks"
"Radio Rimba Raya, anak RRI, lahir dalam kondisi darurat untuk menyambung perjuangan untuk menyuarakan Indonesia masih ada dan meng-counter hoax yang dibangun bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi atau takluk kepada Belanda," ujarnya dalam Dialog Interaktif Nasional "Peran Radio dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" di RRI Surakarta, Solo, Senin (3/9).
Sementara itu, Direktur Utama RRI M Rohanudin, dalam Dialog Interaktif Nasional "Peran Radio dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" di RRI Surakarta, Solo, mengatakan Radio Rimba Raya sangat berperan dalam menyuarakan Indonesia masih ada.
Ketika itu (Yogyakarta dan Sumatera Barat waktu Pemerintah Darurat Republik Indonesia di bawah kendali Syafruddin Prawiranegara) dan radio lainnya sudah tidak ada lagi.
Karena itulah, dalam rangka merayakan ulang tahun ke 73, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) secara khusus mengambil tema "Dari Sini (Gayo, Provinsi Aceh) Indonesia Masih dan Terus Ada."
Baca: Suka Cita Peringati HUT RI Harus Terus Dirawat
Direktur Penyiaran RRI, Soleman Yusuf, mengungkapkan, saat di Kazakhstan dan bertemu dengan Direktur All India Radio, Vayes, ditemukan fakta bahwa All India Radio menerima dan merekam siaran "Indonesia Masih Ada" dari Radio Rimba Raya yang menyatakan Indonesia masih ada.