Ikuti Kami

Tangan Dingin Megawati Solidkan Kader PDI Perjuangan

Tangan dingin Megawati mampu mengelola pendukung PDI Perjuangan menjadi pemilih yang solid.

Tangan Dingin Megawati Solidkan Kader PDI Perjuangan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tengah memeriksa kesiapan pelaksanaan Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Rabu (7/8). Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi.

Jakarta, Gesuri.id - Pengamat politik Hanta Yudha memuji kepemipinan Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan.

Tangan dingin Megawati mampu mengelola pendukung PDI Perjuangan menjadi pemilih yang solid.

Baca: Kongres V PDI Perjuangan: Sekali Mega Tetap Mega!

"Yang membedakannya adalah konsolidasi dan solidaritas kuat itu tokoh ada di PDI Perjuangan. Sementara Partai Golkar tidak, di sana hantaman turbulensinya sangat keras" kata Hanta di Jakarta, Rabu (7/8).

Kuatnya trah Soekarno pada keluarga Megawati merupakan modal besar bagi PDI Perjuangan.

"Jadi tidak ada pertumbuhan faksi, dia tumbuh dibanding Golkar (yang terpecah kubuny)," jelas Direktur Poltracking ini.

Hanta mencontohkan di Golkar setiap kali akan kongres atau Munas selalu melahirkan partai baru. Tahun 1999 misalnya lahir PKPI, kemudian 2004 Hanura lahir dari Wiranto, Gerindra dari Prabowo. Kemudian 2009 lahir NasDem dari Surya Paloh.

"Dari perjalanan itu kita lihat berbanding terbalik dengan PDI Perjuangan yang tidak pernah ada partai genelogi. Ini sejatinya sangat menguntungkan PDIP karena partai genelogi akan berpotensi mengerus suara partai," jelas Hanta.

"Itu salah satu bukti dan uji konsolidasi soliditas kuat pada PDI Perjuangan," tambah Hanta.

PDI Perjuangan papar Hanta memiliki figur kuat tidak hanya di internal namun di eksternal. Pertama itu figur utama partai seperti Megawati Soekarnoputri.

"Beliau mantan presiden, tentu secara ekternal sangat kuat. Tetapi yang paling penting adalah jangka utana soliditas ekternal PDIP, meskipun tantangannya adalah konteks jangka panjang," terang Hanta.

Figur kedua yang menguntungkan lagi PDI Perjuangan seperti figur capresnya yang kemudian memenangkan dua kali pemilu bernama Jokowi.

"Itu juga memberikan credit point, memberikan dampak positif, dampak elektoral," terang dia.

Lalu ada figur-figur di daerah seperti kepala daerah seperti Ganjar Pranowo hingga Tri Rismaharini.

Baca: 610 Personel Polda Bali Siap Amankan Kongres V

"Coba kita buka data-data, maka kepala daerah yang dipimpin PDIP berkolerasi positif dengan legislatifnya, menang. Selain basis seperti Jawa Tengah, seperti Semarang. Itu ada korelasi," jelas dia

Sementara, Golkar tidak memiliki keuntungan itu. "Mereka tidak memiliki figur yang kuat secara elektoral di ekternal maupun di internal," pungkas Hanta.

Quote