Malang, Gesuri.id - Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Sri Untari Bisowarno, menerangkan fakta sejarah ini masih terus berlanjut hingga zaman sekarang ketika kaum Nasionalis dan Islam menyatukan dirinya dalam satu upaya bersama mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai rumah besar kaum nasionalis, PDI Perjuangan selalu membuka diri terhadap keberadaan umat Islam, termasuk kader-kader Muhammadiyah untuk turut serta bergabung dan berjuang bersama, mewujudkan Indonesia yang merdeka 100 persen sebagaimana amanat dari para pendiri bangsa.
"PDI Perjuangan adalah rumah besar bagi seluruh rakyat Indonesia. Siapapun mereka yang dengan latarbelakang agama, kesukuan, pendidikan, organisasi, dan lain-lainnya boleh masuk PDI Perjuangan. Tidak ada yang di nomor satukan dan tidak ada yang dinomor duakan. Asal kita punya kompetensi, juga setuju dengan Visi dan Misi PDI Perjuangan, pasti semuanya akan didukung," terang Sri Untari pada saat memberikan materi dihadapan para Kader Muhamadiyah di Kapal Garden Hotel, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Minggu (20/3).
Baca: Banteng Jatim Optimis Menang Hatrick di Pemilu 2024
Sekaligus dalam kesempatan ini, Untari menegaskan bahwa PDI Perjuangan adalah selalu siap mengakomodasi dan mengakomodir kepentingan umat Islam. Sebagai sebuah upaya merawat pertalian historis dari politik kebangsaan yang telah terjalin semenjak Bangsa Indonesia merdeka.
"PDI Perjuangan selalu menempatkan kader-kader terbaik Muhammadiyah selama kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden, kemudian dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo, selalu kadernya menjadi menteri. Artinya tidak ada peminggiran umat Islam di PDI Perjuangan," tegas Untari.
Sebagaimana dahulu Bung Karno adalah seorang kader Muhammadiyah semenjak tahun 1930 dan pernah jadi pengurus di Majelis Pendidikan dan Menengah Muhammadiyah di Bengkulu. Begitupula Ibu Fatmawati sebagai ibu negara juga merupakan kader Muhammadiyah.
"Maka sesungguhnya, relasi antara PDI Perjuangan dan Muhammadiyah sudah lama sekali dibangun sejak Bung Karno dan terus berlanjut sampai sekarang. Kerjasama itu terus dilanjutkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri sering ke sini, Mbak Puan Maharani juga sering ke sini, di pusat Muhammadiyah yang ada di Jawa Timur," tutur Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur tersebut.
Oleh sebab itu, dia meminta agar hubungan persaudaraan antara PDI Perjuangan dan Muhammadiyah ini dapat terus terjaga dengan baik. Untuk bersama-sama bergandengan tangan membangun negeri dan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam kesempatan ini, dia juga menjabarkan mengenai visi-misi, tanggungjawab, dan implementasi PDI Perjuangan yang telah secara nyata terus bekerja tiada henti, selalu turun ke lapangan memecahkan berbagai problematika yang dialami masyarakat terutama pada saat Pandemi Covid-19.
Baca: Untari Resmikan Gedung Karawitan di Desa Kesamben
Termasuk sikap tegas PDI Perjuangan yang menolak rencana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Menunjukkan kepatutan dan ketaatan PDI Perjuangan untuk menjalankan amanat konstitusi sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Dasar 1945.
"Hal-hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka (Kader Muhamadiyah) terhadap PDI Perjuangan dan banyak diantaraya menyatakan segera ingin bergabung," imbuhnya.
"Kenapa orang-orang percaya pada PDI Perjuangan, karena kita selalu mengkhidmati bagaimana menjadikan rakyat bisa menjalani hidup dengan baik dan sejahtera. Kita selalu berusaha dan bekerja sebaik mungkin demi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia," sambung Untari.
Untari memaparkan bahwa, bagi PDI Perjuangan menjadi abdi bagi masyarakat adalah sebuah cita-cita luhur yang telah diwariskan oleh Bung Karno kepada para penerus api semangat perjuangannya. Maka menjadi tugas daripada seluruh kader PDI Perjuangan untuk terus bekerja demi kesejahteraan masyarakat luas.