Ikuti Kami

Waspadai Bangkitnya Politik 'Divide Et Impera' Masa Kini

Belanda terapkan strategi politik pecah belah atau divide et impera, kesultanan dan kerajaan diadu domba agar kekuatan nusantara lemah.

Waspadai Bangkitnya Politik 'Divide Et Impera' Masa Kini
Ilustrasi.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, mengatakan hikmah yang bisa diambil dari Hari Pahlawan adalah mewaspadai adanya politik divide et impera pada masa sekarang. Pada masa lalu, Indonesia dijajah oleh lima bangsa. 

Baca: Demokrasi Liberal Tak Sesuai Lagi dengan Kepribadian Bangsa

Salah satu penjajah, Belanda, menggunakan strategi politik pecah belah atau divide et impera. Antar kesultanan dan kerajaan diadu domba agar kekuatan nusantara menjadi lemah.

Menurut Basarah, saat ini, strategi divide et impera itu berubah bentuk menjadi sistem yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia, yaitu sistem demokrasi liberal. Sistem demokrasi liberal ini cenderung menimbulkan suasana kurang kondusif ketika ruang publik diwarnai dengan saling fitnah, saling menghina di antara elit politik. 

“Kita harus menyadari adanya politik divide et impera pada masa sekarang melalui teknologi informasi seperti gadget, untuk menyebarkan fitnah, hoax dan permusuhan,” ujarnya dalam diskusi Empat Pilar MPR dengan tema “Memaknai Perjuangan Para Pahlawan” di Media Center MPR/DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/11).

Basarah menambahkan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia bukan peperangan konvensional melainkan peperangan yang menggunakan strategi 'proxy war'. Peperangan yang tujuannya memecah belah bangsa Indonesia, mengadu-domba komponen bangsa Indonesia.

Baca: Tim Kampanye Harus Bijak, Tak Halalkan Segala Cara

“Sekarang ada tuduhan golongan Islam tidak nasionalis, dan kelompok nasionalis tidak relijius. Menurut fakta sejarah, dan suri tauladan kepahlawanan kita, tuduhan itu tidak berdasar,” Ia mencontohkan.

Basarah mengingatkan bahwa para syuhada pejuang bangsa telah menitipkan negeri ini dengan seperangkat ideologi yang menjadi pemersatu bangsa. "Negeri inilah yang kita serahkan kepada anak cucu di kemudian hari agar mereka bisa hidup di alam kemerdekaan yang di dalamnya ada masyarakat yang terdiri atas suku, agama, etnis, dan warna kulit dalam identitas ke-Indonesiaan," ucapnya.

Quote