Ternate, Gesuri.id - Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut), Muhammad Sinen ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan melalui konferensi daerah partai tersebut yang berlangsung di Ternate.
Konferda DPD PDI Perjuangan Malut yang dipimpin Ketua DPP PDI Perjuangan Komaruddin Watubun, Selasa (2/7), menetapkan Muhammad Sinen sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan bersama Sekretaris Asrul Rasyid Ichsan dan Bendahara Irine Yusiana Roba Putri.
Baca: Ketua DPD PDI Perjuangan Optimistis Kader Pimpin DPRDMalut
Konferda itu sempat diwarnai kericuhan saat pemilihan tiga pengurus DPC PDI Perjuangan kabupaten.
Ketua DPP PDI Perjuangan Komaruddin Watubun mengatakan, kepengurusan DPD PDI Perjuangan Malut telah diberi peringatan untuk tidak menggunakan politik balas dendam, karena akan merugikan kepentingan partai dalam berbagai momentum politik.
Selain itu, dia meminta kepengurusan DPD PDI Perjuangan Malut harus diisi 30 persen kaum perempuan, sehingga bisa bersinergi dalam membangun partai.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Malut, Muhammad Sinen kepada wartawan menyatakan, PDI Perjuangan saat ini akan fokus untuk memenangkan pertarungan pilkada di delapan kabupaten/kota.
"Kunci kemenangan PDI Perjuangan yakni kader dan pengurus harus loyal dalam memenangkan PDI Perjuangan di pilkada, tentunya target yang dicapai minimal empat kabupaten harus dimenangkan PDI Perjuangan, termasuk Kota Tidore Kepulauan," kata Wawali Tikep yang akan berpasangan dengan Wali Kota Capt Ali Hi Ibrahim tersebut.
Dia mengakui, dari 10 pengurus DPC PDI Perjuangan kabupaten/kota yang telah ditetapkan, tinggal DPC PDI Perjuangan Kabupaten Halmahera Barat belum dikukuhkan, karena terjadi perdebatan, meskipun Ketua DPC PDI Perjuangan Halmahera Barat diraih Dani Missy yang juga bupati kabupaten tersebut.
Sebelumnya, Konfercab dan Konferda DPD PDI Perjuangan Malut terjadi kericuhan diawali saat DPC Kabupaten Halmahera Barat, yang diusulkan PAC daerah itu adalah Julice Baura, tetapi yang dibacakan adalah Bupati Halmahera Barat Dany Missy, sedangkan DPC Kabupaten Halmahera Utara yang diusulkan PAC adalah Joel Wagono, tetapi yang dibacakan Dr Jun.
Saat itu, sejumlah pengurus DPC PDI Perjuangan Halmahera Barat di antaranya Namto Roba bersama pengurus lainnya memprotes nama Bupati Halmahera Barat Dani Missy yang dianggap sebagai orang tidak berjasa untuk PDI Perjuangan, sehingga Konferda mengalami ricuh.
Khusus kericuhan untuk DPC PDI Perjuangan Halmahera Barat, bisa diatasi setelah adanya kompromi antara Dani Missy dengan Juliche Baura, sedangkan DPC DPC Halmahera Utara dan Halmahera Tengah hingga Senin Sore ada tanda-tanda penyelesaian.
Baca: Gubernur Malut Minta Kader PDI Perjuangan Teladani Soekarno
Kericuhan itu dipicu adanya protes dari sejumlah pengurus DPC PDI Perjuangan yakni dari DPC Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Tengah dan Halmahera Barat, karena hilangnya nama yang diusulkan sebagai ketua oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) setempat.
Untuk DPC Kabupaten Halmahera Tengah misalnya, sebanyak 10 PAC pengurus kecamatan di kabupaten itu mengusulkan Mutiara Al Yasin Ali sebagai Ketua, tetapi saat dibacakan pada pembukaan konferensi, nama Mutiara Al Yasin Ali hilang dan digantikan Kabir Kahar.