Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru menegaskan yang menginginkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) bubar, adalah mereka yang ingin mengacaukan NKRI. Mereka ingin membuat keruh suasana yang sudah baik dan kondusif.
"Tentunya orang yang bicara pembubaran Banser adalah pihak yang buta akan sejarah kiprah NU dan badan otonomnya, termasuk Banser mulai dari sebelum kemerdekaan sampai sekarang kita menikmati kemerdekaan," kata pria yang akrab disapa Gus Falah itu, kepada Gesuri, Senin (26/8).
Baca: Mendagri Sentil Rizieq: Dia Belum Paham Kerja BPIP
Gus Falah melanjutkan, tuntutan pembubaran Banser bisa dipastikan bukan dari warga Sorong. Selain itu, tuntutan tersebut tentunya juga bukan dari warga Nahdliyin.
"Karena kalo warga NU pasti tawadu pada kyai dan kualat kalo bicara pembubaran Banser," ujar Gus Falah.
Namun, Gus Falah enggan menyebutkan siapa pihak yang berada dibelakang tuntutan pembubaran Banser dengan mengatasnamakan warga Sorong, Papua itu.
"Yang bisa saya pastikan adalah mereka (yang menuntut Banser bubar) para pengacau NKRI," kata Gus Falah.
Seperti diketahui, baru-baru ini anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih dari Papua, Yorrys Raweyai menerima 7 poin tuntutan dari sekelompok warga yang mengatasnamakan masyarakat Sorong, Papua.
Salah satu poin tuntutan itu adalah meminta pemerintah membubarkan Banser NU.
Yorrys sendiri datang ke Sorong, Papua Barat, untuk meredakan tensi massa. Sebab sejak pekan lalu kerusuhan pecah di sejumlah daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat menyusul persekusi mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019 dan Malang sehari sebelumnya.
Baca: Ridwan Wittiri Pentingnya Penanaman Nilai Pancasila
Saat itu, sejumlah mahasiswa di Surabaya mengalami tindakan persekusi dan rasis dari aparat keamanan dan sejumlah anggota ormas.
Namun, Banser NU tak terlibat dalam persekusi rasis di Surabaya. Mereka yang terlibat persekusi adalah para anggota ormas Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI), Front Pembela Islam (FPI) dan Pemuda Pancasila.