Jakarta, Gesuri.id - Kader muda PDI Perjuangan, Yogen Sogen, menyikapi dinamika dan peristiwa demokrasi yang terjadi akhir-akhir ini.
Ia memberikan pernyataan reflektif terkait sikap Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang mengaku jengkel dengan sikap penguasa saat ini yang menurutnya ingin bertindak seperti penguasa di masa Orde Baru.
Menurut Yogen, apa yang ditegaskan oleh Megawati merupakan seruan reflektif terhadap dinamika politik yang terjadi.
"Itu adalah sikap demokratis yang menuntut kita sebagai sebuah bangsa besar yang harus setia pada konstitusi. Kita dituntut untuk kembali merefleksikan polemik yang terjadi dengan kembali mengakar pada etika dan norma, serta kepatutan atas prinsip kekuasaan sehingga kekuasaan tidak digunakan semena-mena hanya untuk kepentingan pragmatis sekelompok dan mengesampingkan ketaatan ideologis," ujarnya dalam rilisnya kepada Gesuri.id, Jmuat (1/12).
Di sisi lain, ia menegaskan agar pergerakan kader untuk memenangkan Ganjar-Mahfud bersumber pada nilai gotong-royong.
"Hal ini merupakan prinsip ideologis. Sebagai kader, kesadaran untuk bergotong royong baik secara pemikiran maupun materi perlu digencarkan. Jangan sampai hanya ada satua dua kader yang berdarah-darah tapi yang lain jadi penonton," katanya.
Menurutnya, menjadi kader adalah memikul prinsip ideologis partai. Sehingga menuju Pemilu 2024, kedaulatan kader dalam irama gotong-royong akan menguatkan Ganjar-Mahfud di akar rumput.
"Seirama dan sepenanggungan menurut saya sangat penting. Tidak bisa meletakan persoalan pemilu hanya pada kader-kader tertentu. Karena kemenangan di 2024 adalah cita-cita bersama. Jangan sampai partai dianggap hanya menjadi batu loncatan untuk meraup keuntungan pribadi," ungkapnya.
Ia mencontohkan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang bergerak dengan keyakinan membesarkan partai tanpa mengejar kekuasaan.
"Pak Sekjen, Mas Hasto sudah memberikan contoh konkret, bahwa menjadi kader adalah sebuah panggilan untuk melayani baik sesama kader maupun masyarakat. Beliau berjuang dengan kesadaran kolektif ideologis, tidak mengejar kekuasaan. Maka untuk menang, kita tidak boleh pelit dan harus setia pada sumber ideologis," tutupnya.