Jakarta, Gesuri.id - Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDI Perjuangan, menjelaskan peran dan tanggung jawabnya dalam membangun solidaritas serta memastikan keutuhan struktur kepartaian mulai dari DPP hingga anak ranting. Saat ini Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDI Perjuangan sedang mengembangkan Big Data yang terintegrasi, ia berharap dapat memperkuat organisasi dan memantau aktivitas kepartaian secara menyeluruh.
Tak hanya itu pentingnya soliditas dan kegiatan aktif sebagai program utama bidang keanggotaan dan organisasi. Keberhasilan hattrick PDI Perjuangan pada Pemilu 2024, adalah hasil kerja keras seluruh pengurus dan kader partai. Pembinaan kader muda juga menjadi fokus, dengan menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan tanggung jawab untuk menjaga bangsa.
Mengenai fenomena "kutu loncat" atau kader yang berpindah partai, ia menekankan pentingnya kenyamanan dan kesetiaan pada ideologi partai. Kemenangan hattrick dianggap sebagai hasil kerja keras kolektif, meski ada kader yang keluar karena mengejar kekuasaan di tempat lain.
Ia juga menyoroti tantangan bagi kader incumbent dalam menjaga jaringan dan mengakui bahwa faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah dan penyelenggaraan pemilu turut mempengaruhi hasil pemilu. Dengan strategi yang solid, ia berharap PDI Perjuangan dapat terus mempertahankan kekuatannya dalam menghadapi pemilu mendatang.
Bagaimana tugas serta tanggungjawab Bidang Keanggotaan dan organisasi DPP PDI Perjuangan, khususnya dalam menghadapi pilkada serentak 2024 mendatang? Berikut petikan wawancara khusus jurnalis Gesuri.id, Haerandi, Bersama Sukur Hamonangan Nababan, ST. Ketua DPP Bidang Keanggotaan dan Organisasi dan anggota DPR RI
Bisa di ceritakan terkait tanggung jawab serta tugas-tugas dari bidang keanggotaan dan organisasi DPP PDI Perjuangan apa saja?
Tentu dengan ketua bidang pimpinan pusat bidang keanggotaan dan organisasi ketua umum DPP partai sesuai dengan anggaran dasar anggaran rumah tangga menugaskan kepada saya membangun solidaritas seluruh struktur kepartaian itu yang pertama.
Yang kedua memastikan seluruh struktur kepartaian kita itu utuh rerbentuk DPP, DPD, DPC, PAC sampai anak ranting itu harus utuh karena itulah pasukan tempur kita semua tidak mungkin partai kita sebesar ini kalau tidak butuh organisasinya kemudian mereka memahami tupoksinya masing-masing anak ranting memahami apa tugasnya sebagai orang partai dan kader partai sekaligus juga sebagai pengurus partai ranting juga seperti itu PAC juga seperti itu DPC juga seperti itu DPD juga seperti itu.
Saya sebagai ketua DPP Bidang Keanggotaan dan Organisasi lagi mendevelop mudah-mudahan tahun ini semua sudah selesai Big Data. Big Data yang terintegrasi mulai dari anak ranting samapai DPP partai dimana big data itu akan terlihat jelas siapa saja pengurus partai berbasis data profil dan kepengurusannya mulai dari anak ranting ada. Nanti DPD bisa melihat ada berapa sih anak ranting berapa sih pengurusnya jadi lengkap semua, kemudian di big data itu di website terintegrasi itu nanti kita bisa lihat kegiatan-kegiatan kepartaian. DPD berapa kali rapat sekali seminggu seperti anggaran dasar rumah tangga, dari DPC, PAC hingga anak ranting, mereka bahas topik apa saja. Terus kegiatan kemasyarakatan mereka apa saja, konsolidasinya apa saja.
Kemudian akan terlihat disitu juga peta politik tiga pileg 2015-2019, 2019-2024, 2024-2029 DPRD kita di satu kabupaten, turun atau naik pada tiga pileg kemarin. Jadi bisa kelihatan nanti di peta jadi nanti peta akan di tampilkan di DPP kita bisa lihat kabupaten/kota dimana, DPRD kita menang serta dimana kita lemah. Ini sudah jalan idevelop tinggal menunggu finis saja.
Jadi saya berharap karena saya percaya organisasi yang solid organisasi yang utuh itu adalah kekuatan partai politik jadi tidak lagi katanya, tidak lagi katanya, jadi kita memiliki seluruh infrastruktur kepengurusan kita by adress by name mulai dari anak ranting sampai ke DPP partai profileing setiap ke pengurusan.
Kemudian yang kedua kegiatan-kegiatan kepartaian rapat kegiatan kemasyarakatan konsolidasi kepartaian mulai dari anak ranting sampai DPP partai, jadi itu peta politik peta kepala daerah.
Bisa di sebutkan program-program dari bidang keanggotaan dan organisasi DPP PDI Perjuangan apa saja?
Tentu program dari DPP partai bidang anggota dan keorganisasian itu adalah memastikan bahwa kepengurusan kita solid dan utuh dan mereka berkegiatan jadi tidak perlu banyak-banyak program itu yang penting solid, utuh, beraktifitas.
Apa tangapan Anda terkait dengan keberhasilan PDI Perjuangan hattrick pada Pemilu 2024, apakah ini murni hasil kerja keras kader PDI Perjuangan di lapangan?
Saya sebagai ketua DPP Perjuangan tentu mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pengurus partai anak ranting hingga DPP partai dan seluruh calon anggota legislatif yang kita usung bahu membahu tidak takut dengan tekanan, tidak takut dengan ancaman, kita kompak dan kekuatan kita itu lah yang menjaga kita bisa tetap menang artinya ini adalah pemilu terberat yang kita hadapi.
Ya kita tau dengan semua carut marutnya tidak perlu lagi saya deskripsikan yang jadi masalah kita bisa atasi ini dengan kekompakkan seluruh pengurus partai dan seluruh kerja keras calon anggota legislatif yang jadi dan yang belum beruntung saya secara khusus mengucapkan terimakasih seluruh calon legislatif PDI Perjuangan yang belum beruntung menjadi anggota legislatif.
Pesan saya adalah terus berjuang terus yakin bangun terus konsolidasi jaga terus apa yang mulai dibangun ayo bangkit lagi di 2029.
Apakah ada korelasi dan siginifikansi antara keberhasilan PDI Perjuangan menciptakan hattrick dengan pola rekrutmen kader yang berjalan selama ini? Mengapa?
Tentu kalau kita bicara pola rekrutmen secara fesifik kita bicara tentang calon-calon anggota legislatif DPRD kabupaten kota DPRD provinsi DPRD yang kita calonkan, nah tentu di dalam proses rekrutmen ini kan ada beberapa poin yang penting yang kita lakukan. Rekrutmen ya tentu kita calonkan di tiga level anggota fraksi tersebut atau leguslatif tersebut.
Pertamakan tentu ideologi dan yang kedua adalah kemampuan membangun jaringan dan ketokohan itu yang saya katakan tadi semua keberhasilan kita mempertahankan hattrick ini biar tidak memuaskan kita, tapi kita bertahan yaitu tidak lepas dari kerja keras antara seluruh calon anggota legislatif yang kita usung dan struktur kepengurusan kita.
Saat ini kader partai banyak diisi dari kalangan professional. Kondisi ini membuat partai yang identik dengan wong cilik ini bergeser menjadi orang kota yang lebih modern. Apa tanggapan mengenai hal ini?
Ya lucu ya, apakah kita harus wong cilik untuk memilih wong cilik? maaf apakah harus kita menjadi orang miskin baru membela orang miskin? apakah kita harus jadi orang lemah baru membela orang lemah? bukan itu filosofinya.
Filosofinya adalah ya kita tidak harus menjadi wong cilik agar membela wong cilik, tetapi keberpihakan kita seperti apapun status sosial kita, pengetahuan kita ilmu yang kita miliki. inikan masalah keberpihakan ideologinya.
Ya kalau misalnya sosial kita bagus, ekonomi kita bagus, ya kita harapkan di PDI Perjuangan adalah dia memiliki ideologi keberpihakan kepada wong cilik, ya jangan jadi kapitalis gitu loh. Jadi kalau dikatakan itu berubah ya tidak, apanya yang berubah ideologi partai kitakan membela wong cilik itu tidak berubah, tidak perlu karena banyak kader-kader PDI Perjuangan masuk ke partai yang sudah mapan mungkin secara ekonomi, Pendidikan, ya bukan berarti kita tinggalkan ideologi itu ya.
Kita tidak boleh berubah ini masalah karakter daripada orang yang berada di partai ini. jadi bukan status sosialnya yang kamu sebut sebutkan tadi yang bicara status sosial. seperti yang saya katakan pendapat itu sudah pasti salah, ya tidak perlu kita jadi orang lemah menjadi orang lemah, tidak perlu kita jadi wong cilik untuk bisa membela wong cilik, nah tetapi apapun status sosial kita keberpihakan kita adalah kepada rakyat kecil itu yang dibutuhkan.
Bagaimana pola pembinaan kader PDI Perjuangan terutama bagi generasi muda agar mereka memiliki militansi terhadap partai, apakah ada pendidikan khusus yang diberikan partai?
Pertama kita tumbuhkan kesadaran, kesadaran tentang kebangsaan bahwa kita semua bertanggungjawab untuk menjaga bangsa ini seperti itu, menjaga dan mencintai bangsa ini. Jadi pola kaderisasi itu tumbuh kesadaran tentang tanggung jawab sebagai anak bangsa, kalau tanpa kesadaran bagaimana itu kita membuat mereka mau berjuang untuk bangsa dan negara yang dicintainya.
Misalnya contoh kita lihat olahragawan ya mungkin kita punya beberapa olahragawan yang mendunia, kemarin saya menonton bulu tangkis semi final putri antara pemain spanyol dan pemain china, pemain spanyol itu cidera parah dia berusaha terus untuk berjuang sampai akhirnya dia menyerah.
Saya pikir kita memiliki dan saya berharap dengan apa yang terjadi di pemilu kemarin tidak sampai merusak seluruh jiwa pejuang yang ada di bangsa kita, jadi kita tidak pragmatis. Sebenarnya apa sih inti pembangunan bangsa ini dari kecil kita sudah di ajari jangan berikan ikan tapi berikan pancing.
Jadi menurut saya makanan bergizi kau kasih makanan bergizi di sekolah-sekolah kota, sekolah-sekolah yang maju sementara lebih bergizi di rumahnya. Mengatasi stunting liat di kampung-kampung di desa-desa yang terbelakang itu bisa membantu, tetapi kan kita bicara stunting itu mulai dari kandungan, ya kalau di kota-kota dikasih yang mapan ekonomi, itu lebih bergizi di rumahnya. Program itu sebenarnya hanyala pencitraan dan biayanya jadi banyak.
Bagaimana Anda melihat fenomena "Kutu Loncat", kader partai lain yang kemudian masuk menjadi anggota PDI Perjuangan, dan demikian juga sebaliknya kader PDI Perjuangan yang kemudian loncat menjadi kader partai lain?
Begini loh berpartai itu apa sih, berpartai itu ideologi. Maka saya bertemu dengan calon-calon kepala daerah saya selalu mengatakan partai itu bukan omprengan, partai itu bukan pas kita mau kemana kita naik kemudian kita turun dan kita tinggalkan tumpangan kita bukan.
Bagi saya berpartai itu adalah ideologi dan keyakinan, nah kenapa saya milih PDI Perjuangan karena ideologi tujuan PDI Perjuangan itu cocok dengan saya dan itu yang saya pahami makanya saya berada disini. Nah tentu apapun yang saya perjuangkan untuk itu, nah tetapi ada poin penting dia harus ada kenyamanan.
Saya tidak bicara jaminan, masalah kita ditugaskan dimana itu urusan lain. Tapi kenyamanan, artinya sangat penting kita nyaman berada di sebuah rumah kita berjuang kita dihargai. Tetapi bagi saya poin paling penting partai itu bukan alat untuk mencapai tujuan kita, tetapi partai itu adalah alat perjuangan kita untuk membangun bangsa.
Kalau ada orang seperti itu, bagi saya dia tidak memahami apa itu berpartai, dia tidak memahami partai politik itu, jadi dia hanya mengejar kekuasaan, bagi saya orang itu tidak memiliki kesetiaan. jadi kalau dia darimana kita tahu bahwa dia setia dengan rakyat dengan membesarkan dia sendiri, tidak setia bagi saya sederhana.
Makanya kalau saya ada orang yang masuk ke PDI Perjuangan dari partai lain tidak terlalu welcome ya, tetapi kalau dia tidak memiliki partai belum berpolitik masuk partai itu saya welcome, itu saya punya waktu berbagi tentang kebangsaan kepada dia itu loh. Saya tidak mengatakan susah bagi saya menerima orang dari partai lain masuk kekita, saya tidak mengatakan begitu, tetapi saya mengatakan kurang welcome tetapi itu tidak bisa kita generalisasi pasti ada orang-orang yang berbeda mungkin karena dia tidak nyaman gitu loh, tadi saya bilang kenyamanan sangat penting tetapi yang tidak boleh kita khianati partai kita, karena partai lain memberikan peluang kekuasaan yang lebih besar itu tidak boleh. Seperti itu bagi saya itu pelacur, bagi saya yang paling penting adalah ya kita berpartai itu untuk ideologi.
Kemenangan hattrick PDI Perjuangan kemarin itu apakah itu bisa dianggap sebagai keberhasilan kaderisasi atau kegagalan kaderisasi?
Jadi tadi saya bilang yang keluar dari PDI Perjuangan bukan kader, itu adalah orang-orang yang melacuri PDI Perjuangan, yang memanfaatkan PDI Perjuangan untuk kepentingannya pada saat kepentingannya tidak terpenuhi maka dia mencari di tempat lain agar kepentingannya terpenuhi gitu loh.
Jelas kemenangan di pileg kemarin itu adalah kekuatan bahu membahu antara struktural partai atau pengurus partai, simpatisan partai, bersama dengan calon-calon anggota yang kami usung. Tetapi jika anda bertanya kepada saya gimana kader PDI Perjuangan yang keluar saya bilang mereka bukan tidak yakin itu hanya mencari kekuasaan di tempat lain. Berpikir peluang ya pertanyaannya apakah peluang itu nanti di dapatkan? itu yang saya katakan tadi berpartai itu adalah perjuangan politik kita, perjuangan kebangsaan kita, bagi saya poin paling penting.
Di dalam pilkada ini momentum kita untuk mensolidkan seluruh kekuatan kepartaian nah saya diberikan Ketua Umum dan DPP tanggungjawab di tiga daerah jawa barat, sulawesi tenggara maka tentu saja yang menjadi skala prioritas saya untuk menjadi kepala daerah adalah kader jadi jika kader tersebut mumpuni memikiki elektabilitas memiliki infrastruktur saya tidak memuji oleh partai ini saya akan mendorong dia akan maju nah tetapi jika kader kita, kader PDI Perjuangan elektabilitasnya kurang kuat infrastruktur tidak kuat maka saya bicara coba kamu hubungi atau kita dekati kader partai lain yang memiliki elektabilitas jauh lebih tinggi dari kita pasti menang pasti kita nomor dua nah jika opsi itu tidak berhasil maka saya mencoba melakukan kaderisasi atau partainisasi untuk calon-calon yang belum memiliki partai politik yang berasal dari yang tidak memiliki partai politik.
Kemenangan hattrick di pemilu kemarin di anggap keberhasilan dalam kaderisasi, kenapa banyak kader-kader PDI Perjuangan yang keluar dan bahkan menjadi menjadi lawan? Trus banyak juga kader incumbent yang gagal kembali duduk khususnya di tingkat DPR RI?
Bicara legislatif kemarin tentu saja sebagai incumbent tanggung jawabnya kan harus lebih besar, jadi incumbent itu punya kekuatan punya kelemahan. Kekuatanya apa? incumbent dia sudah punya jejaring dia sudah di kenal, tetapi poin pertama itu bisa menjadi sebuah kelemahan kalau dia tidak jalanin jejaringnya, maka jejaring itu akan pergi.
Kekuatan dari pendatang baru apa? orang ingin melihat wajah baru, tetapi memang kelemahannya dia tidak punya jejaring, maka dia harus membangun jejaring. Jadi tentu banyak faktor lah seseorang incumben disini kalah dan kebetulan tidak termasuk saya, saya masih terpilihkan.
Ya kita bicara pileg, ya tentu anggota legislatif saya selalu mengajarkan kader-kader PDI Perjuangan kalau kau bicara saya akan membangun Indonesia, kami membangun itu, aku bilang itu berbohong.
Karena kau tidak pegang keputusan eksekutif, kau tidak pegang anggaran, yang bisa kau lakukan adalah mendorong dan membantu eksekutif dan memastikan peraturan-peraturan perundang-undangan itu berpihak kepada wong cilik. Rakyat itu juga pintar saat kau bilang kau membangun indonesia itu sudah berbohong, kecuali kau lagi pilkada tapi kalau pileg bicara begitukan kelihatan bohong.
Jadi faktor incumbent itu banyak gagal itu sebenarnya seperti yang saya katakan tadi, faktor pertama adalah jadi tidak mampu menjaga jaringan yang sudah dia miliki yang memilih dia di pileg sebelumnya nah itu. Yang kedua tentu kita lihat 2024 kemarin pileg itu sangat mengejutkan ada faktor diluar daripada yang di kendalikan oleh setiap orang, faktor kebijakan pemerintahan yang tidak pas, faktor penyelenggara pemilu, bansos dan macam-macam.
Saya lebih cenderung bahwa itu adalah bangunan di antara dua faktor, jujur saya harus mengakui di jawa barat di dapil saya di bekasi depok target untuk tidak jadi itu saya. Jadi salah satu target utama kan iya saya anggota DPR saya ketua DPP PDI Perjuangan kan mantap kalau saya tidak jadi, kan jadi heboh lagi.
Udah tau kamu jawab itu untuk partai saya bukan ungkit diri saya, saya tahu konsekuensi dan resikonya ke partai saya kalau kalah karena posisi jabatan di partai cukup tinggi, maka saya harus bekerja keras, jauh lebih keras daripa pileg-pileg sebelumnya, karena saya tahu yang saya hadapi ini anomalI.
Saya paling anti dengan bayar pemilih maka saya harus mencari solusi lain, maka solusi yang saya lakukan adalah tim door to door tahun puluhan ribu saya rekrut untuk door to door, karena saya tidak mau membayar pemilih dan saya tidak mau bekerjasama dengan penyelenggara pemilu dan beruntungnya saya, suara saya selalu jauh lebih tinggi dari rekan partai saya satu dapil jadi sehingga saya tidak di tuduh curang.