Jakarta, Gesuri.id - Asam garam di dunia politik bagi Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPC Kabupaten Jepara, Jawa Tengah Dian Kristiandi (Andi) bukan bukan isapan jempol belaka.
Mantan Bupati Jepara ini paham betul bagaimana getirnya mendaki tangga dunia politik hingga diposisi hingga saat ini.
Bagaimana tidak setelah lulus dari SMA pada tahun 1992, Andi yakin untuk bergabung dengan PDI kala itu. Baginya itu merupakan "pilihan yang sangat sadar", dan berkat pilihan yang sada tersebut menghantarkan dirinya hingga ke posisi sekarang.
Kamis (16/5) gesuri.id berkesempatan mewawancarai sosok yang kental akan kesederhanaan. Berikut petikan wawancaranya,
Bagaimana prinsip kepartaian Mas Andi sendiri seperti apa?
Sebenarnya kalo itu terinspirasi Bung Karno ya jadi dedication of live nya Bung Karno karena itu membuat kita khususnya karena sudah jiwanya PDI Perjuangan kebahagiaan beliau itu kan pengabdian kalau saya bisa garis bawahi ya sama jadinya
Sepanjang kita bisa mengabdi di manapun ya itu sebuah kebahagiaan menurut saya. Jadi kalau sudah itu udah nggak ada kata lain sebagai kader partai mau ditempatkan di mana aja juga boleh.
Baca: Bupati Jepara Lepas Tradisi Lomban
Berati harus siap dalam segala kondisi apapun?
Siap!
Tapikan tantangan kedepan macam-macam nih apalagi 2024 sudah di depan mata, itu bagaimana?
Lho, kan ini nggak ada urusan 2024 kalau secara pribadi ya menurut saya. jadi kalau kita sama-sama di struktur partai dimanapun tempatnya berarti bertanggung jawab untuk 2024 itu sendiri. Kebetulan saya ditempatkan sebagai wakil ketua DPC Bidang kehormatan, kalau seandainya diperintah oleh struktur partai mau dimanapun siap. lah untuk apa tentunya adalah untuk kemenangan 2024 kan begitu, ya kan sekarang tinggal beberapa hari lagi ya misalnya ya seberapapun itu mesti kita harus siap.
Selama berkarir di PDI Perjuangan pengalaman-pengalaman yang unik-unik biasanya terjadi dalam dalam kepemimpinan yang mempengaruhi gaya kepimpinan Mas Andi itu?
Saya dieksekutif baru 5 tahun, kalau sepenuhnya di legislatif. kalau kita melihat bahwa PDI Perjuangan itu Ruh nya adalah kerakyatan jadi marhaen ini bagaimana bisa diberdayakan maka tantangan kita adalah temen-temen birokrasi yang pertama.
Birokrasi itu pemikirannya sudah tertanam menjadi sekolah budaya yang sebenarnya mereka itu menjadi pelayan masyarakat dari fakta di lapangan dia minta dilayani. Nah itu tantangan yang harus kita ubah pola pikirnya kawan-kawan birokratif itu. Saya kira porosnya bukan di wakil, ya porosnya dibupati. Pandangannya juga tidak ringan sembari kita melakukan sesuatu perubahan mindset tentu memerlukan sumber daya yang tidak sedikit kan kebetulan waktu itu adalah mulai ada pandemi di 2020 itu. itu tugas tugas inilah yang kemudian menjadikan suatu tantangan buat saya bahwa menjadi petugas partai harus melakukan langkah-langkah perjuangan pergerakan partai yang ngelakuin juga meski harus diiringi dengan harapan 1 elektoral didalam nya ya itulah sebuah tantangan ya kalau ditanyakan hasilnya memang belum kelihatan hasil karna pemilu masih 2 tahun kedepan.
Jadi saat itu kita melihat kader-kader kita karna kemenangan partai kebetulan diberikan dapat kemandatan amanat maka dia dalam posisi posisi strategis didalam pemerintahan baik itu di eksekutif maupun legislatif. Nah Namun demikian pada saat itu juga pahami keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang dimiliki sehingga banyak juga kader kader kita yang bersentuhan dengan persoalan-persoalan termasuk persoalan hukum di dalamnya.
Ini menjadi tantangan kita bahwa kesiapan kader di dalam pemahaman ilmu pemerintahan dan kesadaran hukum Ini mesti harus kita tingkatkan kita tegakkan sehingga kita akan menjadi lebih kuat kedepan."
Kalau penguatan penguatan di akar rumput sendiri seperti apa?
Pemberdayaan kita lakukan dengan sumber daya yang dimiliki oleh Jepara. Jepara itu secara geografis posisinya ada di ujung pantai utara Jawa yang kebetulan kalau kita melihat gambar peta pulau itu ada yang semacam kayak punggung sapi posisi kita itu paling ujung. orang kalau mau ke Jepara artinya kalau tidak sengaja ada kebutuhan kepentingan kecepatan mereka nggak akan ketemu karena itu bukan jalur lintas kalau misalnya dari Jakarta Ini mau ke Surabaya paling rasanya dalam melalui Cirebon, Tegal, Brebes, Pekalongan, Semarang, Pati tapi kita ke utara lagi.
Baca: Bupati Jepara Gelar Pentas Wayang Kulit di Pulau Nyamuk
Jadi Jepara itu menjadi satu ketika orang mau masuk saja tujuannya memang ke sana, Nah di situlah kemudian kita akan mempertanyakan satu wilayah yang menjadi tujuan ini betul-betul menjadi tujuan. Kalau kita lihat lokasi Jepara juga panjang pantainya ini kurang lebih sekitar 82 KM Ya itu lah sumber daya yang bisa kita garap. selain selain pantai kita punya gunung, Gunung Muria ini memang posisinya dimiliki oleh tiga kabupaten yaitu Pati, Kudus dan Jepara.
Dua pertiga dari gunung ini semuanya milik Jepara karna sebelah utara dan sebelah baratnya baru nah kemudian Pati itu ada sebagian sedikit di sebelah selatan nya. inilah sumber daya yang dimiliki dan warga masyarakat Jepara fisiknya untuk perekonomian ini sebenarnya adalah mebel.
Saya kira tidak ada yang tidak tahu bahwa atau ukiran ini adalah berasal dari Jepara dari sisi itulah yang kemudian kita lebih mendorong warga masyarakat bahwa untuk memberdayakan mereka kader-kader partai kita dorong untuk terus satu untuk pemberdayaan ekonomi dan yang kedua adalah budaya seni yang ada di Jepara ini kita harus mempertahankan dan ditingkatkan lagi karna tantangan kita dengan adanya teknologi semakin maju industri-industri ini juga semakin merambah ke seluruh wilayah yang mereka tentu yang namanya industri Manufacturing akan membutuhkan tenaga kerja yang sangat luar biasa maka itu menjadi tantangan pula satu sisi adalah memang dalam rangka pengentasan kemiskinan it's oke tapi disisi yang lain itu akan sedikit demi sedikit menggerus sumber daya yang dimiliki dengan potensi latihan tenaga ahli ukir ini karena tentu akan menjadi satu persoalan akan melalui kepartaian dan program-program dari pemerintah. Kita sampaikan dengan perangkat perangkat daerah kita aja untuk pemberdayaan ini melalui pelatihan-pelatihan ya saya kira itu. melalui mungkin apa ya support kepada mereka untuk misalnya ada bantuan-bantuan dengan melalui kelompok-kelompok pemberdayaan itu kita lakukan.
Berarti sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya?
Alhamdulillah kami sudah berjalan, dari sisi pengelolaan pengembangan budaya ukir itu kita lebih bisa melihat bahwa 5, 6 sampai 7 tahun sebelumnya itu kita kekurangan tenaga ukir itu sendiri, Nah sekarang Alhamdulillah kita berikan ke sekolah-sekolah ini juga ya beasiswa kepada mereka yang mau masuk ke sekolah ukir disuruh di jurusan ukir maka kita gratiskan nya itu upaya-upaya yang mesti kebetulan kalau memang berbicara soal itu ini kan rata-rata mereka adalah warga warga Marhaen warga warga masyarakat yang secara ekonomi kurang beruntung nah kita Dorong ke sana, Nah tentu kita berbicara ini memang mesti Kita harus bekerjasama dengan pemerintah pusat dan support pemerintah pusat itu sangat dibutuhkan.