Ikuti Kami

Ini Strategi Banteng Jawa Timur Dalam Meraih Kemenangan di Pilkada Serentak

DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur telah memeberikan surat rekomendasi kepada 7 kepala daerah.

Ini Strategi Banteng Jawa Timur Dalam Meraih Kemenangan di Pilkada Serentak
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jatim Deni Wicaksono.

Jakarta, Gesuri.id - Selasa (30/7) DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur telah memeberikan surat rekomendasi kepada 7 kepala daerah untuk berlaga di Pilkada Serentak, 27 November mendatang

Beberapa waktu lalu Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jatim Deni Wicaksono menjelaskan kepada tim Gesuri.id bagaimana strategi dalam meraih kemenangan. 

Langkah yang berbeda dipastikan akan ditempuh kader Banteng Jawa Timur dalam meraih kemenangan. 

Berikut petikan wawancaranya: 

Kalau berbicara pemetaan di Jawa Timur, posisi PDI Perjuangan itu seperti apa? 

Jawa Timur itu memang menjadi salah satu basis, kita selalu bersaing dengan PKB sebagai basis Nahdliyyin kita berganti-ganti, jadi periode yang lalu kami menang, 2019, 2024 kita menang. 2024 kita harus akui bahwa kita kalah. Tapi dinamika pertarungan  bahwasannya perebutan suara, pileg dan pilkada, itu 2 hal yang berbeda. Jadi memang kita  akui bahwa kemarin kita kalah kursi kami turun dan PKB menang, tapi Pilkada kami masih punya optimis yang tinggi karena PDI Perjuangan punya kepala daerah paling banyak dari pada partai-partai lain dan di beberapa tempat kepala daerah kami memang menurut survei internal kemarin tingkat kepuasan masyarakat  sangat tinggi. Jadi kami optimis untuk kemudian kader-kader PDI Perjuangan yang hari ini menjadi kepala daerah itu Insyaallah akan kita berikan rekomendasi kembali untuk pilkada tahun 2024 ini.

Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo 

Berapa jumlah kepala daerah yang merupakan kader PDI Perjuangan? 

Jadi kalau kepala daerah jumlahnya agak banyak, kalau kita mau runtut ya, Surabaya kita punya wali Kota dan wakil, kemudian Banyuwangi  kita punya Bupati dan wakil, kemudian kita punya lagi Situbondo, Bondowoso  Wakil Bupati kalau Bondowoso , kemudian kita punya di Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, Wakil di Kota Madiun, Bupati di Kabupaten Nganjuk, Bupati dan Wakil Bupati  di  Kabupaten Ngawi, Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Ponorogo , Bupati di Kabupaten Trenggalek, Bupati dan Wakil Bupati di  Kabupaten Gresik, Wakil Bupati di Bojonegoro, Bupati di Sumenep. Jadi hampir seluruh wilayah kita kalau bicara dapil kita pasti punya kepala daerah meskipun tidak semua, tapi kita merata dan itu menjadi modal kami PDI Perjuangan untuk kemudian siap menghadapi kontes pilkada di 27 November 2024.

Tadi bapak katakan ada penurunan jumlah kursi, apakah ada perubahan strategi? 

Jadi sebenarnya terkait dengan penurunan kursi dampak utama sebenarnya adalah syarat untuk mendaftar saja, jadi memang ada kemudian daerah yang kemarin kita bisa maju sendiri kali ini tidak bisa karena kursi turun, ada kemudian kemarin yang tidak bisa malah sekarang bisa mengusung sendiri, karena secara total kursi kami di kabupaten kota turun hanya 9 kursi se Jawa Timur  dan seluruh kabupaten kota kami hanya turun 9 kursi. Ini sebenarnya hanya sebagai modal, kemudia untuk PDI Perjuangan di daerah-daerah tertentu tidak bisa mendaftarkan atau maju mengusung calon sendiri, sebenarnya permasalahnnya hanya disitu tapi itu akan tertutupi dengan koordinasi, kerjasama dan konsolidasi kami baik dilakukan di internal dan bangunan komunikasi dengan partai lain untuk bisa mengusung calon.

Dengan waktu yang sempit ini, apakah ada strategi khusus? 

Kalau di PDI Perjuangan sudah membuka pendaftaran sesuai dengan arahan dewan pimpinan pusat partai, kami mengintruksikan untuk kemudian masing-masing kabupaten kota membuka pendaftaran calon kepala daerah , dan alhamdulillah PDI Perjuangan masih menjadi magnet untuk kemudian calon-calon kepala daerah itu  mendaftar sebagai kepala daerah dan konsolidasi internal kita  berjalan sangat baik meksipun kem,arin hasil pemilu tidak sesuai target, tapi konsolidasi kami baik. Kenapa kami katakan baik? karena PDI Perjuangan bisa kami katakan adalah partai dengan struktur terlengkap, kami punya mesin partai dari mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten kota, kecamatan, kelurahan atau desa sampai kemudian pada tingkat dusun atau RW kalau di kota. Itu menjadi modal awal kami dan di sisi lain kader-kader dan calon kepala daerah  dari PDI Perjuangan hampir seluruhnya juga sudah berbuat dan sudah melakukan sosialisasi juga, sosialisasi dilakukan  itu saya rasa menjadi modal  calon-calon kami untuk bisa memenangkan pilkada dan bangunan komunikasi, konsolidasi kita dengan partai-partai lain juga berjalan dengan sangat baik.

Hambatan utama PDI Perjuangan di Jawa Timur seperti apa? 

Hambatan sebenarnya kalau hambatan utama masing-masing wilayah pasti punya tantangan sendiri-sendiri, ada wilayah yang kami menjadi pemenang, menjadi basis itu secara tidak langsung memudahkan kami untuk kemudian stok kader kami juga banyak sehingga pilihan untuk kami tampilkan karena diberikan ke masyarakat itu bisa lebih leluasa kami memilih. Tapi ada beberapa memang harus kita akui ada wilayah-wilayah kami yang lemah, kursinya yang sedikit, ketokohan atau tingkat kepuasan masyarakat terhadap partai kami rendah sehingga kursi kami sedikit, tokoh juga minim itu juga susah. Tapi kami juga membuka ruang kepada kelompok eksternal baik tokoh ataupun birokrasi ataupun pemangku kepentingan ulama yang kemudian memang punya keinginan untuk bisa  bergabung dengan PDI Perjuangan kami juga membuka ruang  di momen Pilkada selain kemarin momen pemilu legislatif kami merebut tokoh-tokoh baru untuk masuk berkontestasi sebagai calon anggota legislatif kami juga membuka ruang asal ada kesamaan ideologi komitmen kepada PDI Perjuangan.

Secara garis besar PDI Perjuangan Jawa Timur membuka pintu koalisi? 

Membuka ruang koalisi baik  di tempat yang kami menang ataupun di tempat yang kalah kami juga membuka ruang kepada tokoh-tokoh baru untuk bisa bergabung dengan PDI Perjuangan  di tempat-tempat yang memang kami minim kader, tapi kalau di suatu tempat untuk kabupaten atau kota kami punya kader yang memang punya kapasitas, punya elektabilitas yang  baik kami memang lebih mengutamakan kader  dari PDI Perjuangan, kami juga menghargai kader-kader kami dan memberi ruang dan memberi kesempatan kepada kader kami untuk bisa maju di pilkada karena kami tidak harus kemudian melakukan pendidikan politik, sekolah politik lagi mereka sudah matang tinggal kemudian menjalankan arahan partai untuk bisa kemudian tujuan utama jadi pemimpin mensejahterakan rakyat itu yang menjadi goal ketika kader kami menjadi kepala daerah di Jawa Timur.

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Andika Pasti Siap Maju Pada

PDI Perjuangan memiliki sejumlah kader-kader muda yang sudah menjadi kepala daerah. Kira-kira apa kejutan yang diberikan PDI Perjuangan? 

PDI Perjuangan memang  dari seluruh kepala daerah se Jawa Timur  khususnya kabupaten kota kami punya stok kader yang memang di range usia yang muda dan itu menunjukkan PDI Perjuangan sangat terbuka dan memberi ruang kepada anak-anak muda untuk kemudian berpolitik, kemudian menjadi pemimpi dan ini menurut kami luar biasa karena inovasi, capaian kemudian apa yang mereka lakukan diapresiasi masyarakat luar biasa, seperti tadi yang mas sebutkan ini menunjukkan PDI Perjuangan sangat terbuka dengan anak muda dan penerimanya luar biasa, nah konteksnya hari ini  beliau-beliau ini kita fokuskan untuk kemudian masih di wilayah masing-masing, tapi kami juga membuka ruang kalau memang kemudian masyarakat Jawa Timur secara keseluruhan menginginkan kader-kader kami tersebut kepala-kepala daerah kami yang sudah  punya pengalaman satu periode untuk kemudian diminta masyarakat untuk menjadi masuk di kontestasi Pilgub PDI Perjuangan pasti akan mendukung dan akan mengibahkan atau mewakafkan kader-kadernya untuk jadi pemimpin  Jawa Timur. Jadi ruang itu akan terbuka dan sangat masih terbuka, tapi kami memang melihat Bu Khofifah menjadi salah satu magnet dan ini masuk dalam radar dievaluasi kami untuk kemudian kami bisa bergabung dengan Bu Khofifah stok kader-kader kami terbatas, kalau masyarakat Jawa Timur menginginkan  dan Bu Khofifah memang bersepakat itu mungkin menjadi kejutan untuk bisa menarik khususnya pemilihan Gubernur di Jawa Timur, kalau kejutan di kabupaten kota mungkin akan menarik itu ketika kalau di pilpres 2020 hanya ada 2 kabupaten yang calon tunggal yaitu kabupaten Ngawi dan Kabupaten Kediri dan mungkin surprisenya  di pilkada ini mungkin akan lebih banyak lagi kabupaten yang kemudian muncul  calon tunggal masyarakat partai karena ini kan yang mendaftarkan seluruh partai bersepakat mengusng calon dan wakil kepala daerah dan sepengetahuan saya ada kader PDI Perjuangan di dalamnya entah nomor 1 entah nomor 2 ini akan menjadi hal yang menarik sehingga biaya politik semakin murah tidak ada gesekan yang bisa kemudian  menimbulkan konflik yang  berkepanjangan sehingga pasca pilkada semua bisa berjalan dengan baik, rekonsolidasi berjalan tidak ada  gesekan di masyarakat, maka pembangunan dan tugas Bupati dan Wakil Bupati, wali kota dan wakil wali kota bisa segera start dan langsung bisa melayani masyarakat.

Berkaca dari Pileg dan Pilpres 2024 ada banyak pemilih pemula, bagaimana cara PDI Perjuangan Jawa Timur untuk meraih suara pemilih muda? 

Strateginya sebenarnya kalau kemarin pileg kita sudah melakukan banyak hal demi merebut anak-anak muda  memberikan kesempatan anak-anak muda untunk bergabung, kami juga melakukan  kegiatan yang bersinggungan langsung dengan anak-anak muda konteks pileg  dan pilpres kemarin kami melakukan banyak hal bahkan kami juga merekrut anak-anak muda yang berpotensial memberikan ruang yang selama ini selalu diidi orang-orang tua. Jawa Timur ada Mas Seno yang kemudian diberikan kesempatan untuk menjadi juru bicara atau tim kampanye  Ganjar-Mahfud  dan ini saya lihat  hanya PDI Perjuangan yang memberikan  ruang itu, ini salah satu  di tingkat kabupaten kota. Pilkada ini ruangan yang berbeda akan ada karakteristik  masing-masing wilayah  ini mungkin akan menjadi panjang karena Surabaya dengan Banyuwangi masih berbeda, tapi intinya kami memberi ruang.

Quote