Jakarta, Gesuri.id - Usia ke-46 tahun bukanlah usia yang muda lagi. Bahkan bisa dibilang telah memasuki usia matang.
Demikian juga dengan PDI Perjuangan. Di usianya yang ke-46 ini, tampak sekali kematangan yang ditunjukkan oleh Partai berlambang banteng ini. Salah satunya kematangan ideologis. Penegasan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tentang seleksi alam ideologis menunjukkan kematangan tersebut.
Dan pada kenyataannya, di usia yang demikian matang ini, PDI Perjuangan tak sepi dari kaum milenial yang usianya terpaut puluhan tahun dibawahnya. Tak sedikit kaum milenial yang memutuskan untuk terjun ke politik melalui PDI Perjuangan.
Salah satu dari generasi milenial yang memutuskan untuk terjun ke politik melalui PDI Perjuangan adalah Ganisa Pratiwi Rumpoko (28). Alumni Universitas Gajah Mada ini mengaku telah mengenal PDI Perjuangan sejak kecil.
Tak aneh, sebab ia besar dalam keluarga politisi. Ya, Ganisa adalah putri dari Dewanti Rumpoko, Wali Kota Batu, Jawa Timur sekaligus politisi PDI Perjuangan.
Lalu, bagaimana Ganisa selaku kader milenial memandang PDI Perjuangan yang telah memasuki usia 'matang' ini? Berikut cuplikan wawancara Ganisa dengan Gesuri di sela Rakornas PDI Perjuangan di Jakarta Internartional Expo, Kemayoran, Jumat (11/1).
PDI Perjuangan kini telah berusia 46 tahun. Bagaimana pandangan Anda selaku kader muda?
Saya sendiri sudah mengenal PDI Perjuangan sedari kecil, sejak masih bernama PDI. Sebab keluarga saya memang bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan sejak dahulu.
Sehingga saya pun mengetahui riwayat juang yang panjang dari Partai ini. Dari sejak ditindas di era Orde Baru, mengalami kalah dan menang dalam pemilu di era reformasi, hingga kini menjadi partai penguasa.
Jadi, partai ini telah melalui proses perjuangan yang panjang. Sebagai generasi muda, rekam jejak PDI Perjuangan ini bisa menjadi inspirasi bagi saya. Dan menjadi kebanggaan tersendiri berkiprah melalui partai ini.
Dalam pandangan Anda, PDI Perjuangan cukup representatif bagi kaum milenial?
Ya, partai yang representatif terhadap kaum muda tidak harus partai yang berusia muda juga. Justru PDI Perjuangan sudah memperlihatkan betapa partai ini bisa menjadi wadah bagi para politisi muda berprestasi baik di eksekutif dan legislatif.
Kita bisa melihat banyak contoh pemimpin-pemimpin muda yang muncul dari PDI Perjuangan. Dahulu, Pak Jokowi juga muncul dari PDI Perjuangan dalam usia yang relatif muda.
Selain rekam jejak dan representatif bagi kaum muda, adakah keistimewaan PDI Perjuangan lain di mata Anda?
PDI Perjuangan merupakan partai ideologis yang memiliki semangat pembelaan terhadap wong cilik. Sebagai partai ideologis, tak mudah menjadi politisi dari PDI Perjuangan baik untuk legislatif dan eksekutif.
Sebab ideologi menjadi faktor utama. Sehingga seleksi ideologi berjalan di situ.
Dari Dapil mana Anda maju?
Saya mewakili Dapil Jawa Timur 3, yang terdiri dari Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo untuk DPR-RI.
Apa fokus perjuangan Anda untuk masyarakat Dapil tersebut?
Tugas pokok seorang legislator itu mengawal anggaran, membuat regulasi dan melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Jadi saya tidak mengusung visi misi karena saya bukan calon kepala daerah.
Sebagai calon legislator, saya menaruh perhatian pada kaum muda dan perempuan. Disitulah fokus perjuangan saya.
Untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Capres-Cawapres PDI Perjuangan, apa yang sudah anda lakukan?
Saya sudah mensosialisasikan Pak Jokowi sejak awal nama saya ada di DCT (Daftar Caleg Tetap). Saya sudah turun ke Dapil setiap hari untuk mensosialisasikan Pak Jokowi dan PDI Perjuangan.
Jadi, fokus perjuangan sejak awal justru memenangkan Pak Jokowi dan PDI Perjuangan. Sehingga apabila ternyata saya juga terpilih, itu hanya imbas dari kemenangan Pak Jokowi dan partai.