Jakarta, Gesuri.id - Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2017 mencapai Rp 96,7 triliun atau tumbuh 2,4 persen dibanding tahun sebelumnya. KUR merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga mampu mewujudkan kedaulatan ekonomi.
Berikut petikan wawancara Gesuri.id dengan Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari terkait upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui KUR di Jakarta, Selasa (30/1):
Untuk realisasi KUR hingga saat ini bagaimana? Apakah sudah tepat sasaran?
Dari evaluasi akhir tahun, ternyata penerima manfaat utama adalah sektor perdagangan sebesar 65 persen. Jadi dampaknya bagi pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi belum maksimal, makanya DPR mendorong agar ada target penerima KUR yaitu sektor produksi. Kedua, ada tambahan skema untuk kredit khususnya untuk perempuan seperti Kredit Ultra Mikro (UMI) karena KUR ternyata tidak dapat menjangkau keluarga perempuan yang merupakan segmen penting untuk pengurangan kemiskinan. Ketiga, bank harus memperluas penerima KUR bukan hanya nasabah-nasabah lama.
Sektor produksinya tersebut mencakup apa saja?
Sektor produksi meliputi beberapa macam, ada pertanian, peternakan, perikanan, serta jasa layanan seperti penjahit, katering, pertukangan dan sebagainya.
Kenapa perempuan jadi segmen penting untuk mengurangi kemiskinan?
Pola pengeluaran perempuan akan membawa faedah sekeluarga. Untuk makan, kesehatan keluarga, dan sebagainya. Kalau bapak-bapak untuk rokok. Pengentasan kemiskinan akan efektif dan berkelanjutan jika targetnya para perempuan karena berpengaruh dalam pendapatan dan pengeluaran keluarga.
Langkah apa saja yang akan dilakukan Dewan untuk memaksimalkan program KUR?
Kita akan terus melakukan pengawasan untuk memastikan rencana penyaluran dan harus dieksekusi dengan baik dan benar.