Jakarta, Gesuri.id - Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) Bidang Luar Negeri berkolaborasi bersama DPP BMI Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital mengadakan kegiatan bertajuk BMI Going Global, di Doha, Qatar yang diadakan pada hari Minggu hingga Senin, tanggal 9-10 Oktober 2022 lalu.
Ketua DPP BMI Bidang Luar Negeri Regina Vianney Ayudya menjelaskan bahwa penting mendukung para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam negeri untuk terus tumbuh, kemudian membuka ruang bertemu dan meluaskan pangsa pasar dengan potential buyer di luar negeri. Ini mendorong transaksi ekspor dari produk dalam negeri.
BMI mengupayakan semaksimal mungkin untuk ‘membuka keran’ bagi pelaku UMKM di dalam negeri agar mampu mengenal pasar global. Bagaimana upaya Banteng Muda Indonesia mendobrak pasar dan Go Internasional, berikut petikan wawancara langsung jurnalis Gesuri.id Haerandi dengan Regina Vianney Ayudya.
Bisa dijelaskan terkait agenda di Qatar?
Jadi untuk agenda di Qatar itu adalah misi dagang dan bisnis forum antara pengusaha Indonesia dengan Qatar dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Oktober. Waktu itu yang kami lakukan adalah kita dari Banteng Muda Indonesia bidang luar negeri dan kebetulan saya sebagai ketuanya bidang luar negeri di DPP BMI berkolaborasi dengan bidang ekonomi kreatif dan ekonomi digital jadi kita mengajak, menghimbau kepada teman-teman yang memiliki usaha UMKM yang berada di DPD BMI yang berada di saat ini 27 provinsi yang sudah terbentuk jadi kita melakukan kurasi, bekerjasama dengan teman-teman dari ekonomi kreatif dan ekonomi digital kurasi produk mana saja yang bisa kami bawa dan berkualitas Kemudian dari bidang luar negeri berangkat ke Qatar mengikuti misi dagang tersebut.
Jadi sebenarnya yang dilakukan ke sana adalah kita memberikan exposure dan memberikan kesempatan kepada UMKM yang ada khususnya kader Banteng Muda Indonesia untuk dapat terekspos di pasar mancanegara seperti itu. Jadi di sana kita juga ketemu beberapa buyer melakukan B2B (Business to Business) Matching dan akhirnya beberapa produk yang kami bawa pun mendapatkan buyer di sana. Meskipun buyer tersebut adalah orang Indonesia juga yang memang sudah tinggal lebih dari 20 tahun di Qatar, seperti pemilik restoran, kemudian pemilik supermarket untuk barang-barang Indonesia dan lain sebagainya.
Ada berapa UMKM yang mengikuti?
Sebanyak 14 brand/UMKM, ada produk-produk dari BMI Provinsi DKI Jakarta kemudian ada produk-produk BMI dari Provinsi Banten juga.
Memang kita mencari persyaratannya adalah produk-produk ini semua UMKM yang sudah terdaftar di MPP (Media Pintar Perjuangan), programnya ekonomi kreatif dari DPP Partai, dari situ kita melakukan sinergi sehingga produk-produk yang kita bawa pun sudah terverifikasi ataupun terfilterlah untuk secara kualitasnya juga.
Memang kita memajukan kader-kader internal terutama khususnya kader-kader PDI Perjuangan yang ada di BMI.
Produk apa saja yang ikut serta?
Ada sejumlah 14 produk atau brand yang mengikuti itu diantaranya, BMI Provinsi DKI seperti Kampung Boneka, Dimatah, CRE studio, AVA Natural, HMNS, Ramu Padu, Woman Hijab, Rumah Karung Goni dan Seni Sekala, sementara dari BMI Provinsi Banten seperti Hariang Gula Aren, Harian Robusta Kopi, Honey Bee TRB Heritage, dan Kain Tenun Baduy.
Langkah-langkah apa saja yang dilakukan agar bisa tembus pasal global?
Mungkin kalau langkah-langkah itu balik lagi kebetulan karena saya diberikan amanah sebagai ketua bidang luar negeri di DPP Banteng Muda Indonesia, saya menggunakan seluruh network yang saya miliki karena memang background saya adalah pengusaha, juga untuk eksplorasi keluar dari 7 tahun yang lalu maka dari adanya network-network ini bagaimana caranya saya bisa bersinergikan antara network yang saya miliki dengan program yang ada di Banteng Muda Indonesia khususnya untuk mengangkat derajat dari BMI itu sendiri.
Bagaimana tanggapan dari luar melihat produk-produk UMKM Indonesia?
Tanggapannya sangat positif, melihat lagi bahwa ini adalah karya dari anak-anak muda Indonesia dimana kita juga dianggap kreatif, kita bisa mengeluarkan ide-ide dari mulai adanya sarung bantal, kemudian ada juga produk-produk natural, ada juga sambal-sambal kemasan, bahkan ada martabak-martabak kering yang dipackaging sedemikian rupa sehingga sangat diterima di supermarket di sana.
Balik lagi warga negara Indonesia yang ada di Qatar itu jumlahnya sampai dengan 20.000 orang. Jadi cukup banyak pangsa pasarnya sehingga permintaan untuk produk-produk di Indonesia itu sangat dibutuhkan dan diminati di sana. Jadi sebenarnya kalau tanggapan secara global itu sangat positif sekali.
Kedepannya, adakah rencana membuka pasar ke negara lain?
Pasti ada, sebenarnya kami di bidang luar negeri di DPP Banteng Muda Indonesia itu ada tiga hal utama yang pertama, bagaimana caranya meningkatkan UMKM supaya terkenal di mancanegara diterima di pasar global itu kita bekerjasama dengan ekonomi kreatif. Kedua ada bidang pendidikan, jadi bagaimana caranya kita dari DPP Banteng Muda Indonesia bidang luar negeri ini bekerjasama dengan bidang pendidikan yang ada di BMI untuk membuka scholarship bagi teman-teman kader BMI untuk bisa sekolah di luar dengan beasiswa. Ketiga, di bidang kebudayaan jadi bagaimana caranya seniman-seniman Indonesia kita berikan kesempatan untuk bisa melakukan pameran atau expo internasional ada suatu saat nanti gitu.
Jadi kalau misalnya ditanya nextnya bagaimana, tentu kita plan kedepannya, bulan depan kebetulan ada acara juga di Turki Istambul dan itu juga acara kedua yang akan dilakukan oleh DPP BMI bidang luar negeri.
Adakah kendala yang dihadapi terkait UMKM agar melek digital?
Sebenarnya kalau terkait dengan digitalisasi memang kita butuhkan edukasi, tapi karena teman-teman di BMI ini adalah kader-kader muda, kita menyebutnya adalah generasi gotong royong dimana memang kita menerapkan nilai-nilai bahwa kita sebagai anak muda harus bisa berjuang. Bagaimana kita bisa berjuang makanya kita menyebut atau hastag kita adalah kita Muda Berjuang seperti itu. Jadi kalau misalnya terhadap teknologi tentunya kita sudah sangat familiar seperti itu.
Ini harapannya kenapa kita juga bisa berkolaborasi dengan aplikasi dari MPP milik DPP Partai itu sendiri bidang ekonomi kreatif karena namanya kita menghimbau juga kepada teman-teman atau kader-kader yang ada di BMI yang punya usaha untuk bisa turut masuk ke dalam digitalisasi tersebut karena aplikasi tersebut mewadahi kita untuk bisa mengekspose produk lebih luas lagi ke khalayak ramai.
Di sisi lain pun juga bentuk dari PDI Perjuangan dan BMI selaku sayap partai kita bisa memberikan 'image' keluar bahwa PDI Perjuangan dan Banteng Muda Indonesia ini selaku sayap partai bahwa kita itu sudah melek terhadap digital, kita sudah ada aplikasi bahkan seperti e-commerce yang memang kita bisa jadikan display produk. Transaksi bisa terjadi disana, kita memberikan ruang kepada anak-anak muda juga untuk mereka bisa berekspresi.
BMI Provinsi DKI Jakarta dan BMI Provinsi Banten dari kedua provinsi itu 14 brand yang ikut serta, kenapa terbatas hanya di 2 provinsi karena memang itu kemarin karena misi dagang kita bekerja sama dan juga dikarenakan persiapannya sangat singkat.
Maka nanti kedepannya pun kita akan membawa produk-produk dari provinsi lain juga dengan persiapan yang lebih dan cukup panjang.
Produk apa yang paling diminati?
Yang paling diminati adalah produk makanan, jadi disana banyak sekali warga Indonesia yang butuh, seperti sambal-sambal, misalnya sambal matah, kemudian sambal-sambal kemasan yang di packaging karena disana susah mencari sambal. Sementara itu Indonesia ini kan sangat kaya dengan pilihan makanan-makanan itu yang sangat diminati disana, selain itu juga kemarin ini juga saya MOU dengan perusahaan disana itu untuk supply barang-barang Amenities untuk Hotel.
Harapannya kedepan seperti apa?
Harapan kedepannya adalah barang-barang produk UMKM yang ada di Indonesia ini bisa lebih bersaing lagi di pasar global, lebih banyak lagi variannya, secara kualitas jauh lebih baik, meskipun saat ini sudah sangat baik. Namun kita juga ingin yang lebih banyaknya lagi pelaku usaha.
Jadi mindset kita bukan hanya sekedar kita kerja di suatu perusahaan tapi bagaimana caranya kita mendirikan perusahaan sehingga kita bisa menyerap tenaga kerja yang banyak dan akhirnya menghasilkan produk yang berkualitas dan bisa kita ekspor untuk memperkenalkan lagi Indonesia ke dunia luar.