Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPRD Kabupaten Bangka Tengah (Banteng), Provinsi Bangka Belitung Me Hoa tidak pernah berpikir sedemikian jauh akan karir politiknya.
Wanita berkulit putih ini menuturkan secara khusus ke Gesuri.id akan perjalanan karir politiknya.
Bagi Me Hoa, jangan pernah membuang peluang menyuarakan aspirasi masyarakat bila ada kesempatan yang terbuka. Hingga saat ini Me Hoa merasa bukanlah apa-apa jika tanpa ada dukungan masyarakat Banteng. Bahkan hingga kini Me Hoa terus merajut kedekatan dengan masyarakat.
Bisa dijelaskan mengapa Anda terjun ke politik dan memilih PDI Perjuangan sebagai wadah perjuangan?
Awalnya, 12 tahun lalu, tim dari DPD PDI Perjuangan Bangka Belitung mencari tokoh Tionghoa yang ingin aktif berorganisasi di Bangka Tengah.
Mereka pun menemui ayah saya dan menawarkannya untuk berpartai di tingkat PAC.
Namun, ayah saya memiliki keterbatasan dalam hal baca tulis. Sehingga saya berinisiatif menyambut tawaran tim DPD itu.
Saya pun, dengan izin suami, saya ikut berpartai sejak saat itu.
Bagaimana perjalanan politik Anda selanjutnya?
Agak besar juga tantangan nya, sebab banyak orang berpandangan mirin terhadap politik. Apalagi setelah peristiwa 1998. Disitulah saya tertantang untuk menjadi inspirator.
Dan di tempat saya, untuk 'menjual' PDI Perjuangan agak mudah. Bisa dibilang tempat saya adalah basis merah.
Keaktifan saya di partai pun terus bergulir, hingga saya menjadi Calon Anggota Legislatif pada Pemilu 2009. Banyak hal yang saya pelajari dari proses pemilu pada tahun itu, hingga menjadi bekal bagi pemilu berikutnya
Dan pelajaran itu bisa membuat Anda menang dalam pemilu berikutnya di tahun 2014?
Iya, saya bersyukur dari berbagai ilmu yang saya petik di tahun 2009, suara saya pun bertambah ketika Pemilu 2014.
Demikian juga ketika Pemilu 2019. Intinya, sebagai wakil Rakyat, saya wajib terus merajut kedekatan dengan rakyat.
Dan saya bersyukur DPP mengamanatkan saya untuk menjadi Ketua DPRD Bangka Tengah.