Jakarta, Gesuri.id - Dalam upaya menggugah minat generasi milenial terhadap politik, Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP), berbagi pandangannya dalam sebuah wawancara eksklusif. Hendrar mengungkapkan bagaimana TMP, sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan, menciptakan program-program yang selaras dengan minat anak muda agar mereka tertarik dan merasa nyaman sebelum diperkenalkan dengan ideologi dan misi kebangsaan partai.
Di bawah kepemimpinannya, TMP terus berupaya membangun konsolidasi dan mendukung penuh keputusan partai, meskipun dihadapkan pada tantangan loyalitas anggota. Hendrar juga menekankan pentingnya TMP sebagai wadah pelatihan bagi anak muda sebelum terjun ke dunia politik yang sesungguhnya, dengan harapan mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi kemenangan PDI Perjuangan. diwujudkan Berikut petikan wawancara khusus jurnalis Gesuri.id, Haerandi, bersama Bapak Dr. H. Hendrar Prihadi, S.E., M.M. Ketua Umum Taruna Merah Putih
Bagaimana Anda membuat program acara yang dapat menarik minat milenial untuk bergabung dengan Taruna Merah Putih (TMP)?
Yang paling utama adalah membuat program acara yang selaras dengan minat teman-teman milenial. Kita ingin TMP menjadi organisasi yang meskipun berbau politik, tapi tidak terasa terlalu berat bagi mereka. Anak muda sering kali memandang politik sebagai sesuatu yang berat, tempat orang-orang memikirkan negara dan mungkin bahkan sebagai sesuatu yang kotor. Oleh karena itu, kita ciptakan suasana yang menyenangkan terlebih dahulu, sehingga mereka tertarik. Setelah mereka merasa nyaman, barulah kita mulai memperkenalkan ideologi, misi kebangsaan, dan tujuan partai. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah mengikuti, karena mereka sudah merasa bahwa semua orang di sekelilingnya adalah teman.
Apakah pandangan generasi milenial terhadap politik berbeda dengan generasi sebelumnya?
Sebetulnya, tidak hanya generasi milenial yang punya pandangan seperti itu. Bahkan di zaman saya dulu, saat masih muda, banyak yang berpikir bahwa politik itu berat dan tidak menarik. Orang cenderung melihat politik sebagai tempat yang penuh persaingan dan intrik. Namun, di bidang lain seperti bisnis, kompetisi juga sama ketatnya. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa membangkitkan gairah anak muda untuk berorganisasi di TMP. Misalnya, kita adakan kegiatan yang mereka sukai, seperti festival band atau lomba mainan lato-lato. Dengan begitu, mereka akan merasa bahwa politik tidak selalu berat dan bisa menyenangkan.
Bagaimana peran TMP dalam mendukung keputusan partai?
Sebagai organisasi sayap, Taruna Merah Putih seiring sejalan dengan keputusan partai, khususnya rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Jaringan-jaringan TMP yang ada di seluruh provinsi, kota, dan kabupaten harus mendukung dan mengamankan rekomendasi tersebut serta memenangkan calon yang direkomendasikan. Kami terus melakukan konsolidasi agar tidak ada anggota yang "liar." Jika ada yang tidak sejalan, kita akan segera mengambil langkah solutif, termasuk pemberhentian bagi mereka yang membangkang terhadap rekomendasi.
Bagaimana Anda menanggapi pandangan bahwa anggota TMP yang loyal kepada ketua lama, mungkin akan hengkang?
Menurut saya, wajar-wajar saja. Mas Ara telah lama memimpin sejak tahun 2008 hingga 2023, dan pasti punya banyak teman serta orang-orang yang merasa dibesarkan olehnya. Namun, di TMP, kita berorganisasi mendukung institusi, bukan perorangan. Ketua umum kita adalah Ibu Megawati Soekarnoputri, jadi meskipun ketua lama tidak lagi menjabat, kita tetap hormat dan loyal kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Jika ada yang mengatakan bahwa ratusan atau ribuan akan meninggalkan PDI Perjuangan, biarkan saja. Pepatah mengatakan “Mati Satu Tumbuh Seribu” PDI Perjuangan adalah partai yang kuat dan kaderisasinya berjalan dengan baik. Partai ini akan terus tumbuh menjadi partai besar.
Apa harapan Anda bagi anggota TMP?
Saya berharap di TMP, kita melatih diri kita sebagai "Kawah Candra Dimuka" sebelum nanti tampil di perhelatan politik yang sesungguhnya. Perluas jaringan, bina pertemanan, dan kedepankan hal-hal yang positif. Tidak perlu menonjolkan pemikiran negatif, tapi fokuslah pada pemikiran yang positif. Belajar bagaimana berpolitik yang bermartabat, sehingga pada akhirnya kita bisa memberikan kontribusi untuk kemenangan PDI Perjuangan.