Ikuti Kami

Rahmad Handoyo: Jateng Kandang Banteng, Jokowi Juaranya

Kubu Jokowi-Ma’ruf dan PDI Perjuangan tak gentar sedikitpun.

Rahmad Handoyo: Jateng Kandang Banteng, Jokowi Juaranya
Rahmad Handoyo, anggota Komisi IV  DPR RI, dan kini bertarung untuk kedua kalinya di daerah pemilihan Jawa Tengah V yang meliputi Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Kota Surakarta.

Mungkin awalnya sebutan Jawa Tengah sebagai kandang banteng karena memang di sana pangan begitu tercukupi, banyak rumput yang merupakan sumber pakan bagi para kawanan banteng.

Namun, tak hanya itu dan mungkin bukan juga sebuah kebetulan, salah satu partai terbesar di negeri ini, yaitu PDI Perjuangan yang berlambang banteng moncong putih, juga memiliki suara terbanyak di propinsi yang dikomandoi Gubernur Ganjar Pranowo tersebut.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto PDI Perjuangan optimistis Jawa Tengah tetap menjadi kandang Banteng dalam Pemilu 2019 dengan elektabilitas mencapai 46 persen.

Faktanya, Provinsi Jawa Tengah memang menjadi ajang pertarungan yang paling sengit pada pemilu 2019. Ditambah lagi, dengan dibukanya posko Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi yang sengaja ingin menggempur suara Jokowi-Ma’ruf di Jawa Tengah.

Akan tetapi kubu Jokowi-Ma’ruf dan PDI Perjuangan tak gentar sedikitpun. Kepada Gesuri, akhir pekan lalu, Politisi PDI Perjuangan asli Jawa Tengah yang lahir di Boyolali, Rahmad Handoyo sempat berbincang-bincang terkait hal itu.

Rahmad Handoyo yang tercatat sebagai anggota Komisi IV  DPR RI, dan kini bertarung untuk kedua kalinya di daerah pemilihan Jawa Tengah V yang meliputi Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Kota Surakarta.  Berikut petikan wawancaranya.

Sesuai amanat ibu Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, setiap Caleg wajib mengampanyekan Jokowi-Ma’ruf Amin untuk menangkan Pilpres 2019. Apa yang sudah anda lakukan?

Tentu saja saya memperjuangkan kemenangan Paslon nomor urut 01 yaitu Jokowi-Ma’ruf. Pertama, saya pribadi meyakini kemenangan Jokowi-Ma'ruf akan membawa kebaikan bagi bangsa dan negara. 

Sebagai caleg sekaligus kader PDI Perjuangan saya tentunya selalu senafas dengan partai. Ini konsekuensi partai koalisi. Ini adalah etika berpolitik!

Nah, sesuai instruksi pimpinan, saya  memasang foto Jokowi-Ma’ruf dialat peraga kampanye (APK). Selain foto, saya juga mengenalkan sosok Jokowi dengan narasi saat bertatap muka dengan masyarakat. Masyarakat harus diyakinkan Jokowi-Ma'ruf adalah yang terbaik untuk Indonesia kedepan.

Saat blusukan dan bertemu warga, saya mengungkapkan berbagai program pemerintah yang saat ini sudah sangat optimal dan tepat sasaran. Misalnya, pembangunan infrastruktur merata, jalan tol, jembatan, jalan lintas provinsi, dan sebagainya yang wujudnya bisa dilihat dan dirasakan masyarakat.

Bagaimana potensi kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Dapil Bapak?

Kita sama-sama tahu, Jawa Tengah kan basisnya PDI Perjuangan. Makanya disebut "kandang banteng". Karena itu kalau Anda bertanya tentang peluang, ya tentu saja pasangan Jokowi-Ma’ruf berpeluang besar memenangkan pertarungan di Jawa Tengah.

Itu artinya, diatas kertas elektabilitas Jokowi-Ma'ruf jauh diatas Prabowo-Sandi. Kita bisa melihat hasil berbagai survey terkini, ada tren posistif untuk pasangan no 01. Beberapa hasil survey  yang terbaru  menyebut Jawa Tengah bisa menyumbang 70,4 persen suara untuk Jokowi. Elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf, dari hari ke hari terus meningkat.

Maju sebagai ‘incumbent’ ke DPR RI, apa yang akan Bapak perjuangkan/fokuskan sekarang ?

Jujur, saya merasa beruntung sekaligus  bersyukur bertarung di Dapil Jateng V. Mengapa? Karena di Dapil kami ada Caleg yang menjadi icon partai PDI Perjuangan, yakni Mbak Puan Maharani. Beliau adalah ‘vote getter’ kami yang sesungguhnya. Beliau adalah penyumbang dan pengumpul suara di Dapil kami. 

Bisa dilihat pada pemilu 2014 lalu, dengan kehadiran Mbak Puan, perolehan suara PDI Perjuangan jadi luar biasa. Di Dapil Jateng V PDI Perjuangan meraup 800 ribu suara. Setelah memperoleh 3 kursi di Senayan, masih ada sisa  100 ribu suara. 

Jadi saya tidaklah semata-mata mengampanyekan diri sendiri. Itu pasti. Tugas utama saya justru mengampanyekan partai agar perolehan suara di Pemilu 2019 kali ini bisa melebihi perolehan suara priode pemilu 2014 lalu.

Saya berharap, semoga saja, pengalaman 4 tahun menjadi legislator, mengemban amanah rakyat, memberi sedikit pengalaman buat saya, bagaimana menyerap aspirasi dan memberikan solusi terhadap aspirasi masyarakat. 

Terkait berita bohong alias hoax yang kerap menerpa PDI Perjuangan, apakah berdampak juga bagi pergerakan PDI Perjuangan di Dapil Bapak ?

Begini, namanya hoax tidak baik dan memang harus diperangi. Hoax alias kebohongan itu bila dihembuskan terus menerus, sedikit banyaknya akan berpengaruh juga.

Apalagi fitnah dan ujaran kebencian. Menurut saya, fitnah dan ujaran kebencian harus diusut. Kalau mencukupi unsur pidananya maka pelakunya harus dihukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Tapi kalau Anda bertanya dampak hoax bagi pergerakan PDI Perjuangan di Dapil saya, jawabnya tidak ada. Kalaupun ada, kecil sekali.

Mengapa? Karena barisan kader PDI Perjuangan di Jawa Tengah, khususnya di Dapil V sangat solid. Justru hoax itu membuat kader PDI Perjuangan semakin solid.  Para pendukung Jokowi-Ma'ruf dari semua partai, semakin merapatkan barisan.

Quote