Ikuti Kami

Yulianti, Banteng Milenial dari Bangka Tengah

Kini, mahasiwi Program Doktor Ekonomi Universitas Borobudur ini dipercaya sebagai Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Bangka Tengah. 

Yulianti, Banteng Milenial dari Bangka Tengah
Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Bangka Tengah Yulianti.

Denpasar, Gesuri.id - Dari hari ke hari, semakin banyak kaum milenial yang memilih PDI Perjuangan sebagai wadah perjuangan politiknya. 

Tak terkecuali bagi Yulianti (30). Wanita asal Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung ini telah berkiprah di PDI Perjuangan sejak 2015. 

Kini, mahasiwi Program Doktor Ekonomi Universitas Borobudur ini dipercaya sebagai Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Bangka Tengah. 

Bagaimana awal kisah bergabungnya Yulianti dengan PDI Perjuangan? Mengapa PDI Perjuangan yang dia pilih sebagai tempat bernaungnya di dunia politik? 

Berikut wawancara Gesuri dengan Yulianti disela Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Bali pada Jumat (9/8). 

Bagaimana awalnya bisa aktif di Partai?

Awalnya saya membantu kerja-kerja di struktur DPC PDI Perjuangan Bangka Tengah pada  2015. Saya membantu kerja-kerja DPC seperti pembuatan LPJ keuangan. 

Kemudian, masih di 2015, saya menjadi TA Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bangka Tengah. Selama bertahun-tahun saya mendukung berbagai kerja Fraksi di DPRD. 

Dan pada 2016, saya dipercaya partai untuk masuk Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN).

Dan kemudian, partai juga memberi amanat pada saya untuk menjadi Wakil Sekretaris DPC 2 pada 2017. Lalu pada 2019, saya dipercaya menjadi Wakil Sekretaris 1 DPC hingga sekarang. 

Mengapa tertarik berkiprah di partai politik? 

Awalnya sebetulnya hanya digerakkan oleh motivasi kerja sebagai TA. Namun, dalam perjalanan selanjutnya, sebagai perempuan, saya merasa perlu untuk berkiprah secara konsisten di politik. 

Sebab saya melihat perempuan yang aktif di politik itu tidak banyak. Kebanyakan perempuan tampak hanya sebagai ‘penggembira’ saja, yang dibutuhkan hanya dalam event-event tertentu. 

Nah, saya ingin menghapus citra semacam itu. Saya ingin membuktikan bahwa perempuan bisa berpolitik dengan penuh dedikasi. 

Anda berkiprah di politik melalui PDI Perjuangan. Apakah Anda punya ideologi atau visi yang sama dengan PDI Perjuangan? 

Saya menilai PDI Perjuangan adalah partai yang paling konsisten menjaga kebhinekaan. 

Meskipun saya memiliki identitas minoritas ganda, yakni sebagai warga etnis Tionghoa dan Kristen, tetapi saya sama sekali tak disisihkan oleh PDI Perjuangan. 

Begitu pun dengan figur-figur hebat yang memiliki identitas seperti saya, misalnya pak Rudianto Tjen, juga diberi ruang besar oleh PDI Perjuangan. Sehingga saya melihat PDI Perjuangan betul-betul konsisten dengan platform kebangsaan. 

Dunia politik sering dicitrakan sebagai dunia yang ‘keras’ atau ‘kotor’. Apakah hal itu juga Anda rasakan? 

Ya, sebetulnya dalam bidang apapun, pasti ada hal-hal tidak enak yang kita temukan. Begitu pun di bidang politik. 

Lebih kurang empat tahun saya di dunia politik, hal-hal yang tidak enak atau tidak bagus memang saya temukan. 

Tapi itu semua saya anggap sebagai pembelajaran hidup. Yang ketika saya bisa melaluinya, berarti saya sudah semakin teruji menghadapi tantangan hidup. 

Pernahkah terpikir untuk keluar dari dunia politik atau berpindah partai?

Beberapa kali saya memang ditawari oleh partai lain untuk bergabung. Tetapi saya berpikir, saya memulai perjuangan saya dari 0, di PDI Perjuangan. 

Ketika saya berpindah partai hanya karena tergiur oleh tawaran, saya merasa sudah menyia-nyiakan seluruh perjuangan saya sejak awal. Semua yang saya lakukan dari awal seperti terbuang sia-sia bila pindah partai. 

Hal itulah yang membuat saya tetap ingin melanjutkan perjuangan saya di PDI Perjuangan.

Anda kini sudah di struktur partai. Kedepannya, apakah anda ingin mengejar karir politik yang lebih tinggi, seperti menjadi anggota legislatif?

Itu saya serahkan pada Tuhan dan partai. 

Bagi saya, saat ini saya fokus bekerja pada tugas yang diamanatkan partai pada saya.  Itu saja.

Quote