Semarang, Gesuri.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong para petani untuk melaporkan setiap komoditas yang ditanam guna kepentingan pendataan pertanian yang lebih terperinci.
"Petani berperan sebagai pemberi informasi tentang waktu menanam, dan komoditas yang ditanam, sedangkan pemerintah berperan mencatat laporan petani tersebut," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis (1/2).
Ganjar menjelaskan, dengan adanya pelaporan komoditas yang ditanam petani itu maka pemerintah akan punya catatan yang terperinci dan berdasarkan data yang masuk, pemerintah juga bisa menganalisa mengenai kapan menyiapkan kebutuhan pupuk dan kapan panen.
Menurut Ganjar, petani maupun pemerintah seringkali kebingungan ketika harga komoditas pangan tiba-tiba naik signifikan ataupun turun tajam yang sebenarnya hal itu bisa diatasi jika ada kerja sama pencatatan data yang baik antara petani dengan pemerintah.
"Kalau setiap petani lapor, pada saat itu yang saya hitung pertama pemupukan, kira-kira sekian minggu, di titik-titik ini butuh pupuk. Maka pabrik pupuk saya telepon untuk siaga di titik-titik tertentu," ujarnya.
Selain itu, ketika petani akan memasuki masa panen, juga sudah diketahui dan dari data yang ada bisa diprediksi berapa volume komoditas yang akan dipanen, jika jumlahnya melimpah bisa disiapkan strategi pangan olahan atau menjalin komunikasi dengan Menteri Perdagangan dan gubernur di provinsi lain.
"Misalnya, Pak Mendag komoditas bawang merah saya membludak, tolong kontak para gubernur di mana provinsi yang tidak punya bawang merah. Begitu diketahui, saya bisa segera membuat komitmen dengan gubernur tersebut. Kalau itu bisa dilakukan, harga bisa stabil dan petani dapat untung," katanya.