Ikuti Kami

Agatha Dorong Mitigasi Bencana COVID-19 ke Anak-anak

Agatha juga mempertanyakan apakah anak-anak tidak perlu juga dilatih dan diajarkan untuk bisa melakukan proning sendiri misalnya.

Agatha Dorong Mitigasi Bencana COVID-19 ke Anak-anak
Anggota DPRD Jatim, Agatha Retnosari.

Surabaya, Gesuri.id - Anggota DPRD Jatim, Agatha Retnosari mendorong adanya upaya mitigasi bencana pandemi COVID-19 kepada anak-anak.

“Merajut saran dan masukan dari Persatuan Dokter Anak Indonesia dengan Persatuan Dokter Paru Indonesia dengan Persatuan Kesehatan Masyarakat Indonesia dengan Kemendikbudristek-Dikti dengan Komnas anak dan para guru pendidik dan orang tua serta anak? Tak hanya sekedar saran dilarang ini itu atau harus ini itu? Tapi lebih dalam lagi. Melakukan pemberdayaan pada anak agar mereka lebih berdaya di tengah pendemi,” katanya, Senin (26/7).

Agatha juga mempertanyakan apakah anak-anak tidak perlu juga dilatih dan diajarkan untuk bisa melakukan proning sendiri misalnya. Sehingga pada saat mereka atau orangtua mereka terkena COVID-19, mereka diluar kepala sudah menerapkan proning dalam keseharian mereka. 

Baca: Bantu Warga Isoman, Banteng Jabar Salurkan Sembako & Vitamin

Atau latihan “power breathing” agar anak bisa belajar melatih otot paru-paru mereka agar lebih kuat dan bisa tumbuh berkembang dengan lebih baik.

“Bagaimana etika batuk dan bersin, tata cara cuci tangan dan jaga jarak di kalangan anak sudah menjadi kebiasaan baru dan wajib bagi mereka? Memakai masker dimana pun dan kapanpun dengan benar,” terang Agatha.

“Termasuk mengenakan google atau kacamata safety jika anak terpaksa berpergian. Sedangkan di kampung-kampung, atau tempat umum lain masih banyak anak yang tidak taat prokes,” sambung politisi dari Dapil Surabaya ini.

Sejauh pantauannya, lanjut Agatha, dengan sekolah daring saat ini belum ada sekolah-sekolah yang menerapkan latihan mitigasi bencana COVID-19, termasuk latihan proning ataupun latihan pernapasan serta olahraga yang dilatihkan bahkan diujikan selama pembelajaran untuk memperkuat kesehatan paru-paru, fisik serta mental anak.

“Menurut saya hal ini sangat penting, lebih baik kita melatih anak-anak kita agar mindset mereka, mental mereka lebih kuat dalam menghadapi pendemi covid karena sudah memiliki Habitus baru (kebiasaan baru) yang adaptif di masa post covid. Karena lebih mudah melakukan edukasi pada anak daripada pada orang tua. Kita putus mata rantai penularan ini dengan memotong satu generasi,” paparnya.

Kesulitan mengedukasi orang usia dewasa, tambah dia, nampak jelas pada banyak peristiwa seperti merebut jenazah konfirmasi COVID-19, menolak divaksin, demo di masa pendemi dan sebagainya.

“Karenanya, menjadi penting untuk mengedukasi anak-anak kita agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat tidak hanya jasmani tapi juga mental dan jiwa,” ungkap alumnus ITS.

Baca: Bantu Warga Isoman, Banteng DKI Jakarta Buka Dapur Umum

Oleh karena itu, pihaknya mendesak semua stake holder terkait terutama menteri pendidikan untuk segera melakukan edukasi terkait preventif COVID-19 pada anak-anak. Dan menanamkannya sebagai Habitus Baru agar di masa yang akan datang sungguh tercipta New Normal yang sesusungguhnya sebagai bagian upaya beradaptasi terhadap kondisi yang ada.

“Karena tanpa ada kebijakan yang koheren dan terintegrasi dengan baik mulai dari tingkat pusat sampai daerah dan pelosok negeri, selamanya kita akan terjebak pada usaha-usaha kuratif yang banyak menghabiskan biaya juga korban jiwa,” imbuhnya.

“Selamat Hari Anak Nasional, dan mari bersama kita potong rantai penularan Covid dengan edukasi dan latihan bagi anak-anak agar tumbuh sehat jasmani, mental dan jiwanya,” pungkas politikus PDI Perjuangan.

Quote