Semarang, Gesuri.id - Sejak Mei lalu, Jawa Tengah mulai memasuki musim kemarau. Bahkan, beberapa daerah sudah merasakan dampak kekeringan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pemprov secara rutin menerima informasi cuaca dari BMKG yang mendata terdapat daerah-daerah yang mengalami kekeringan.
Baca: Cuti Kampanye, Ganjar Tetap Tangani Bencana Longsor Brebres
“Dari kita kurang lebih ada 2.000 tanki yang kita siapkan untuk mendistribusikan air. Pokoknya yang sifatnya darurat kita sudah siap,” tuturnya saat Rakor Kesiapan Menghadapi Ancaman Bencana Kekeringan 2018, Selasa (3/7).
Khusus untuk keperluan pengadaan air bersih, Pemprov sudah menyediakan anggaran Rp 600 juta. Sementara total anggaran penanggulangan bencana Pemprov Jateng sebesar Rp 40 miliar.
“Dari anggaran Rp 40 miliar, sudah terserap 30 persennya. Mesti ora entek. Padahal sudah kita standby kan terus menerus. Maka kadang saya minta kepada kabupaten/kota yang belum bisa menangani bencana, mungkin dari anggarannya belum bisa, saya minta kekno aku, agar (di provinsi) bisa terserap,” paparnya.
Baca: Erupsi Gunung Merapi, Ganjar Tetap Berkoordinasi
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sarwa Pramana menyambung, saat ini sudah disiapkan langkah strategis untuk membuat sumur dan pipanisasi di daerah-daerah rawan kekeringan, dengan menggunakan anggaran BNPB. Sebab, apabila upaya yang dilakukan hanya dropping air bersih, tidak akan pernah mengurangi luasan wilayah yang terdampak kekeringan.
“Kami prioritaskan nanti kalau (anggaran) dari (BNPB) turun, digunakan untuk pembuatan sumur dan pipanisasi,” ungkap dia.