Jakarta, Gesuri.id - Kabupaten Berau yang merupakan wilayah dengan penduduk heterogen atau bermacam agama, suku dan budaya menjadikan kawasan ini mempunyai banyak organisasi masyarakat dan paguyuban.
Keharmonisan diantara semuanya mendapat apresiasi dari anggota Komisi I DPRD Berau, Rudi Parasian Mangunsong. Ia mengaku, meski mempunyai berbagai visi dan misi yang berbeda namun keseluruhan paguyuban dan ormas yang ada di Bumi Batiwakkal mampu hidup rukun dan berdampingan.
Keberadaan ormas maupun paguyuban menurut Rudi sangat besar perannya untuk menjaga dan kerukunan antar masyarakat. Sehingga jumlahnya pun dinilai semakin meningkat tiap tahun.
“Saya harap terus dijaga keharmonisannya," pesan politisi PDI Perjuangan itu.
Keberadaan kelompok inipun menurutnya menguntungkan bagi pemerintah. Sebab tak jarang kerap saling mendukung pembangunan di Berau.
Seperti halnya banyak bangunan wisata yang dilengkapi ornamen adat kebudayaan. Begitu pula beberapa perlengkapan di museum yang saat ini ada di Berau. Dari pemantauan Rudi, banyak kegiatan budaya yang dibangun memiliki keterwakilan adat istiadat masing-masing.
Hal tersebut, kata Rudi, akan sangat nampak saat perayaan HUT Berau, di mana banyak ormas maupun paguyuban yang ikut serta dalam kegiatan pawai budaya.
"Kami berharap Pemkab Berau bisa menjadi orangtua paguyuban yang telah berdiri sekian lama di Bumi Batiwakkal ini," imbau Rudi.
Sementara itu, selain memiliki kelompok yang terdaftar secara legal di Kesbangpol, peraturan daerah (perda) perlindungan kebudayaan adat istiadat di Berau menurut Rudi itu bisa menjadi acuan agar kegiatan yang dilakukan tidak melanggar aturan dan norma hukum yang berlaku.
"Peran pemerintah sangat penting agar dapat mengayomi paguyuban dan Ormas di Kabupaten Berau," tandasnya.
Informasi tambahan, dari data di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Berau tercatat data terakhir di tahun 2022, terdapat 150 ormas dan paguyuban yang ada Bumi Batiwakkal.