Jateng, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI fraksi PDI Perjuangan Dapil Jawa Tengah 6 (Kota Magelang, Kab. Magelang, Kab. Temanggung, Kab. Wonosobo, dan Kab. Purworejo), Vita Ervina, S.E., M.B.A, saat blusukannya dan berbincang dengan salah satu peternak sapi di Desa Rojoimo Wonosobo bernama Sumedi mendapatkan fakta bahwa peternak tersebut belum mengetahui tentang virus antraks.
Baca: Ada yang Mulai Soak, Bupati Markus Waran Bakal Rombak 'Kabinet' Secepatnya
“Setelah ngobrol dengan Bapak Sumedi, ternyata beliaunya hanya tahu karena pernah mendengar virus antraks saja. Namun secara detail, beliaunya belum tahu virus antraks itu apa, dan bahayanya seperti apa,” ujar Vita Ervina, Rabu (12/7) siang.
Hal itu dikatakan Legislator Perempuan PDI Perjuangan tersebut, menyusul ditemukannya puluhan warga yang terserang virus antraks dan bahkan menyebabkan beberapa orang meninggal dunia karena terkena virus yang mematikan ini.
Vita Ervina menyayangkan ada beberapa peternak hewan sapi yang belum mengetahui adanya virus antraks ini. Sehingga dengan bertekad bulat ikut memerangi virus antraks ini, ia melakukan kunjungan ke peternak sapi di Desa Rojoimo Kabupaten Wonosobo, salah satunya ke Bapak Sumedi.
Dijelaskan, lanjut Vita (sapaan akrab Vita Ervina), ternak sapi yang di kunjunginya ini sebelumnya pernah terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan juga Lumpy Skin Diseses (LSD).
“Dulu memang pernah terkena PMK, dan belum lama ini juga terkena LSD,” kata Vita menirukan keterangan dari peternak Sapi.
Selain menjelaskan bahaya virus Antraks dan bahaya serta pencegahannya kepada peternak sapi, politisi Senayan tersebut juga menghimbau kepada para peternak hewan untuk selalu aktif berkoordinasi dengan penyuluh peternakan setempat atau dinas terkait.
“Saya menghimbau kepada para peternak hewan untuk selalu aktif berkoordinasi dengan Penyuluh Peternakan atau langsung ke Dinas Peternakan setempat. Agar kenapa, virus Antraks ini kan sangat berbahaya, jadi kalau aktif berkoordinasi dan berkomunikasi, setidaknya virus ini bisa di cegah dan diantisipasi,” jelas Vita Ervina.
“Saya juga meminta kepada dinas terkait untuk segera menindaklanjuti dan menangani jika ada temuan dengan melakukan pengecekan dan pemberian bantuan obat – obatan. Khusus kepada peternak hewan, jika menemukan gejala penyakit pada ternaknya, langsung melapor, untuk mewaspadai adanya wabah antraks,” imbuhnya.
Sementara itu, peternak sapi di Desa Rojoimo Wonosobo, Sumedi mengatakan, pihaknya merasa senang dengan didatangi oleh salah satu anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini. Menurutnya, dengan didatanginya ini pihaknya jadi tahu dengan adanya virus antraks dan juga betapa bahayanya.
"Saya bercerita keluh kesah yang saya alami sebagai peternak sapi yang akhir-akhir ini belum mendapatkan bantuan seperti salah obat-obatan. Dan seketika itu juga dan di depan saya langsung, Bu Dewan Cantik ini langsung menelfon Dinas Peternakan untuk segera berkomunikasi dan membantu saya sebagai peternak hewan sapi,” kata Sumedi, peternak hewan sapi di Dusun Mirombo, Desa Rojoimo, Kecamatan Wonosobo.
Baca: Ditanya Andika Perkasa, Markus Waran: Papua Barat Belum Sepenuhnya Merdeka
Dikatakan Sumedi, pihaknya sangat memerlukan bantuan seperti obat-obatan kepada sapinya. Karena, belum lama ini hewan sapinya terkena LSD dan hanya mengandalkan pengobatan tradisional yang dibuatnya sendiri.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus antraks, perlu kerjasama yang baik antara peternak hewan atau pedagang hewan dengan pemerintah.
Penanggulangan virus antraks, tidak hanya sekedar dengan penanganan dan pengawasan saja. Namun juga perlu dilakukan inspeksi peternakan secara teratur dan pengujian laboratorium yang akurat agar dapat membantu mendeteksi penyakit antraks dan yang lainnya dengan cepat.