Lampung, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto menyatakan, permasalahan stunting menjadi ancaman serius terhadap kualitas manusia Indonesia.
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024. Namun, Itet menilai target tersebut tidak mudah, sehingga diperlukan strategi, inovasi dan gotong royong berbagai stakeholders.
Baca: Pemkab Sumenep Gandeng Uniba Untuk Atasi Kasus Kekerdilan
"Upaya memerangi stunting itu perlu dilakukan dari hulu hingga hilir dengan berbagai terobosan, sehinga saya menggandeng BKKBN untuk gencar melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa. Saya kira ini akan sangat efektif," ungkap Itet usai menggelar Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting di Desa Sidomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, baru-baru ini.
Sosialisasi ini digelar Itet bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan sosialisasi tersebut digelar di Lampung Tengah mengingat hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi Balita Stunting di Kabupaten Lampung Tengah mencapai 20.8 persen. Angka itu menunjukkan kasus prevalensi stunting balita di Lampung Tengah berada di posisi keenam dari total angka prevalensi balita stunting se-Provinsi Lampung.
“Dengan adanya sosialisasi ini, pemerintah bisa melihat secara langsung bagaimana kondisi kesehatan masyarakat sekaligus dapat memberi solusi konkrit terhadap permasalah stunting”, papar Itet.
Baca: Dewi Aryani Komitmen Atasi Stunting di Desa Cenggini
Ia berharap sosialisasi ini terus dilakukan sehingga mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat serta pemberian asupan gizi yang seimbang pada anak.
"Saya akan terus mendorong BKKBN agar terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting kepada masyarakat khususnya di Lampung sehingga pola hidup dan asupan gizi pada anak jauh lebih baik", pungkas Itet.
