Jakarta, Gesuri.id - Capres Ganjar Pranowo mendorong kegiatan posyandu sebagai garda terdepan dalam penurunan angka stunting. Kader posyandu, lanjut Ganjar, harus menjadi tempat bertanya, konseling dan terus memastikan kondisi ibu hamil sehat semuanya.
“Maka tadi kita tanya dari posyandu kegiatannya bagus. Di desa itu ada enam ibu hamil sekarang ini, alhamdulillah sehat semua. Ada dua yang berisiko tinggi dan sudah ingat terus menerus,” ucapnya.
Ganjar meminta semua pihak peduli pada masalah ini.
Baca: Keluarga yang Harmonis Alasan Pemilih Perempuan Pilih Ganjar
Ia mencontohkan dalam penurunan angka stunting saat menjabat sebagai gubernur, Ganjar memiliki salah satu program bernama Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG).
“Kita perlu memastikan ibu-ibu hamil asupan gizinya harus cukup. Inilah kekuatan dari posyandu yang kita harapkan kesadaran , kepeduliannya ada dan bisa memeriksa satu per satu. Sehingga harapan kita stunting bisa dicegah lebih awal,” ungkapnya.
Sementara itu, Posyandu Melati yang ada di Desa Ciampel, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, punya cara unik untuk penanganan stunting. Tak hanya menunggu anggaran dari pemerintah, warga setempat bergotong royong untuk menangani persoalan stunting di desanya.
Kader posyandu menggerakkan warga untuk gotong royong. Ada yang memberikan sumbangan uang mulai Rp2.000 sampai Rp5.000, ada juga yang menyumbangkan sayuran. Semua donasi dikumpulkan dan diberikan pada ibu hamil serta balita yang mengalami stunting, melalui program makanan tambahan (PMT).
Cara itu menarik perhatian Ganjar Pranowo dan istrinya Atikoh Ganjar Pranowo, yang menyempatkan waktu menengok kegiatan Posyandu Melati itu.
“Senang sekali didatangi Pak Ganjar dan Bu Atikoh. Ini bentuk apresiasi dan menjadi penyemangat kami,” kata Tri Ubaya, salah satu kader Posyandu Melati.
Tri menerangkan, di desanya memang sudah ada dana desa untuk penanganan stunting. Namun, saya tidak ingin terus mengandalkan satu sumber itu.
“Makanya, kami menggerakkan masyarakat untuk membantu gotong royong. Sifatnya seikhlasnya, tidak ada paksaan dan penentuan jumlah,” terangnya.
Sumbangan dari warga itu, lanjut Tri, tidak hanya uang. Namun, warga bisa memberikan bentuk lain, misalnya sayuran, telur, dan lainnya.
“Biasanya per bulan dapat Rp100.000, kami kumpulkan dan belikan PMT. Kami berterima kasih kepada mereka yang menjadi sasaran program,” jelasnya.
Program itu, lanjut Tri, cukup berhasil dalam penanganan stunting di desanya. Saat ini, jumlah stunting di desanya tinggal tiga anak.
Baca: Ganjar Hanya Tersenyum saat Ditanya soal Wacana Duet dengan Prabowo
“Sekarang tinggal tiga anak, ini kami terus tangani serius agar bisa nol,” jelasnya.
Terkait itu, Ganjar mengacungi jempol program gotong royong dalam rangka penanganan stunting di Desa Ciampel, Brebes itu. Menurutnya, itu cara yang menarik dan patut ditiru.
“Tadi ada makanan tambahan yang diberikan, ada gotong royongnya, dan tadi ada beseknya. Ada orang nyumbang dua ribu (rupiah), ada yang nyumbang lima ribu (rupiah) di dalam besek. Ini duitnya buat apa? Nanti Pak dipakai buat tambahan-tambahan. Sehingga kekuatan dari masyarakat bisa bergerak. Salah satu contoh yang menurut saya inisiatif, ada inovasi di level paling kecil,” jelasnya.