Jakarta, Gesuri.id - Calon Presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo berkomitmen untuk mengoptimalkan gas rawa sebagai sumber-sumber energi di desa.
Sehingga harapannya ke depan setiap desa punya kemandirian paling tidak untuk menggunakan energi.
Menurutnya hal ini merupakan bagian dari visi dan misinya apabila terpilih menjadi presiden dalam kontestasi politik tahun 2024 mendatang.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Pada program nomor 6 disebutkan bahwa desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya, sehingga menjadi baglan dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.
"Ya kenapa tidak (mengoptimalkan gas rawa), ketika kemudian ada lapisan geologis yang sitemukan oleh para geolog, ini ada potensi gas rawa, kenapa tidak dipakai? Ada daerah pertanian integratied farming umpama, sudah ada, pak ini ini ada ternaknya ada pertaniannya," kata Ganjar dalam acara Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis (23/11).
Ganjar menjelaskan, gas rawa tadi bisa dimanfaatkan untuk dialirkan ke rumah-rumah warga. Ini menjadi bahan bakar tersendiri untuk penggunaan rumah tangga.
"Kalau kita ada ekonomi sirkular kenapa kemudian tidak kita fasilitasi dengan teknologi bahasa dulu tepst guna bahasa kami itu nilai tambah, kemduian dimasukan tekno untuk bisa bantu disana, sederhana kok itu. Dia bisa mandiri," ungkapnya.
Ganjar menilai potensi gas rawa yang sudah dipetakannya di Jawa Tengah misalnya. Tercatat, ada total potensi gas rawa 14,47 juta Standart Cubix Feet (Scf).
Baca: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram
Rinciannya, Pemalang 3,03 juta scf, Salatiga 2.884 scf, Semarang 51.500 scf, Banjarnegara 1,63 juta scf, Purworejo 50.634 scf, Magelang 50.634 scf, Pati 214.360 scf, Rembang 23.000 scf, Grobogan 214.360 scf, Sragen 940.000 scf.
Dia pun membuka kemungkinan untuk menelusuri potensi energi baru terbarukan (EBT) seperti gas rawa di daerah lain. Termasuk juga potensi EBT di sektor-sektor lainnya.
"Ada gas rawa, kemudian ada solar panel, angin tidak terlalu sukses, saya ceritakan ya, kami pernah praktik itu tidak terlalu sukses, lalu kemudian Biogas itu lumayan, bisa mendorong ekonomi sirkular dan memenuhi energi terbarukan yang cukup mandiri di satu desa, meski belum semua," pungkasnya.