Semarang Gesuri.id – Potensi wisata religi di Jawa Tengah hendaknya betul-betul dikembangkan, salah satunya, Karimunjawa. Kepulauan di Laut Jawa yang masih menjadi bagian dari Kabupaten Jepara itu, dapat menjadi destinasi wisata yang memesona tanpa meninggalkan suasana Islami penduduknya.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Haul Akbar Ki Ageng Pandanaran, Minggu (23/9).
Baca: Ganjar: Bukit Cinta di Klaten Jadi Destinasi Wisata Baru
“Wisata religi Jateng itu luar biasa. Saya tidak ingin Karimunjawa jadi Bali yang kedua. Padat, ramai, tur turise nganggo klambi cekak. Bisa ora dewe duwe pantai sing indah, pulaune cantik, ning suasana Islaminya harus tetap terjaga,” tutur
Alumnus UGM itu menceritakan, wisata religi di Jawa Tengah mengundang decak kagum banyak orang. Ganjar mencontohkan, seorang mualaf asal Merauke, Papua bahkan rela berpergian ke Kabupaten Batang untuk memenuhi rasa ingin tahunya tentang makam salah satu penyebar agama Islam, 700 tahun silam.
Wisata religi Makam Ki Ageng Pandanaran pun menyimpan kisah menarik bagi para pelancong. Ki Ageng Pandanaran tak hanya dikenal sebagai bupati pertama di Semarang, namun juga penyebar agama Islam di daerah tersebut.
“Bisa diceritakan Ki Ageng Pandanaran itu siapa. Bagaimana beliau menyebarkan agama Islam. Kok anak cucunya alus, seneng tetulung, guyub rukun. Ini sebuah cerita luar biasa,” ujar Ganjar.
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, selain destinasi wisata religi, kegiatan keagamaan seperti salawatan juga menjadi daya tarik tersendiri. Ganjar menuturkan, duta besar Inggris di Indonesia yang beragama Islam pun ternyata amat senang ketika diundang untuk hadir pada acara salawatan.
Baca: Ganjar Dukung Benowo Park Jadi Objek Wisata Andalan
“Saya bayangkan kalau panjenengan suatu ketika bisa mendatangkan tokoh-tokoh internasional hadir di sini, itu luar biasa. Contoh yang saya pernah ajak adalah dubes Inggris di Indonesia. Beliau muslim. Pernah suatu ketika beliau berkunjung ke sini, lalu malamnya saya ajak salawatan. Beliau senang sekali karena di Inggris tidak ada (salawatan) Ternyata negeri kita kalau dilihat dari luar begitu indahnya,” pungkasnya sembari tersenyum.