Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden Ganjar Pranowo terus mengingatkan masyarakat mengenai bahaya El Nino, termasuk kemungkinan timbulnya kekeringan, ancaman ketahanan pangan, serta peningkatan risiko penyakit.
"Pada masa kekeringan, seringkali terjadi peningkatan populasi nyamuk. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan terus memeriksa lingkungan kita agar tetap sehat. Disarankan juga untuk menjadikan olahraga sebagai kebiasaan harian dengan durasi minimal 30 menit," ujar Ganjar.
Ganjar sebelumnya juga telah menyoroti dampak kekeringan dan isu ketahanan pangan dan telah meminta masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk kembali memanfaatkan pekarangan mereka dengan menanam beragam jenis tanaman pangan sebagai upaya diversifikasi pangan.
Ganjar juga meminta agar air hujan lebih banyak untuk dipanen. Air hujan harus dikumpulkan dan disimpan. Tujuannya untuk digunakan saat menghadapi masa kekeringan. Air tersebut dapat digunakan baik untuk mendukung irigasi di lahan pertanian maupun untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
"Masih ada kesempatan untuk mengumpulkan air hujan yang masih tersedia. Air ini dapat disimpan sehingga saat menghadapi situasi sulit, kita memiliki ketersediaan air yang mencukupi. Ini akan menjaga kesehatan kita dan memastikan kita memiliki sumber air bersih, serta kecukupan pasokan makanan secara mandiri. Pemerintah juga akan menyediakan solusi jangka panjang," jelas Ganjar.
Ganjar juga sudah menyiapkan mitigasi untuk menghadapi potensi El Nino saat masih menjabat menjadi Gubernur Jawa Tengah. Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino sudah terdeteksi di wilayah Jateng.
Fenomena ini bisa dikenali melalui cuaca kering dan penurunan curah hujan. Ganjar menyampaikan bahwa berbagai langkah mitigasi telah disiapkan untuk menghadapi potensi kekeringan akibat El Nino.
Langkah-langkah tersebut termasuk pengeluaran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan peningkatan optimalisasi dana desa.
"Sektor Bulog di tingkat kabupaten/kota harus siap, dan kami telah mempersiapkan kampanye mengenai pengurangan kerugian pangan dan pemborosan pangan serta mengoptimalkan penggunaan dana desa," ujar Ganjar ketika ditemui di Kantor Gubernur, Kota Semarang, Jateng, pada Rabu (21/6/2023).
Ganjar juga menyatakan bahwa stok pangan lokal seperti beras, jagung, dan ketela telah disiapkan untuk digunakan dalam situasi darurat. Pemerintah juga telah memperkuat sektor kesehatan untuk menghadapi potensi penyebaran penyakit yang mungkin terjadi.
"Kami juga telah memperhatikan ketersediaan air bersih, karena jika pasokan air kurang, ini dapat meningkatkan potensi penyakit seperti demam berdarah dan sejenisnya. Oleh karena itu, kami mendorong upaya untuk menjaga kesehatan," katanya.
Ganjar merujuk pada pengalaman kemarau El Nino di Jateng pada tahun 2019, yang berlangsung selama sembilan bulan. Dampak-dampak yang mungkin terjadi di wilayah yang rentan terhadap kekeringan seperti Brebes, Tegal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Wonogiri telah dipersiapkan. Ganjar juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya mitigasi kekeringan di Jateng.
Salah satu caranya adalah dengan mempertahankan produksi pertanian tanaman pangan di pekarangan rumah. "Kami meminta semua orang untuk tetap menjaga produksi pertanian tanaman pangan, dan kami mendorong rumah tangga untuk menanam sendiri. Selain itu, kami juga telah menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan sektor perikanan, peternakan, dan perkebunan," kata Ganjar.