Jakarta, Gesuri.id - Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengecek langsung kegiatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) gratis di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Acara itu diikuti oleh ratusan warga dari Purworejo maupun Kulonprogo. Bahkan, Hasto sempat memasang langsung alat kontrasepsi berupa implan ke salah satu ibu muda.
Baca: Rangkaian Inovasi Hasto Siap Ubah Kinerja BKKBN
"Tujuannya adalah agar jangan sampai ada yang tidak terlayani, makanya ini kita lihat langsung apakah bisa terlayani dengan baik atau tidak. Tadi saya juga masang lansung sekaligus cek jarumnya tumpul nggak karena ada isu jarumnya tumpul dan lain-lain," kata Hasto usai memasang implanimplan, dilansir dari detik, Senin (16/12).
Hasto menambahkan jika selama ini program KB mayoritas diikuti oleh kaum perempuan, padahal diharapkan program untuk mencegah kehamilan tersebut juga bisa diikuti oleh kaum lelaki atau suami.
"KB pria itu minatnya di bawah 2 persen, makanya kita harus kampanye terus. Misal kalau ada suami yang mau vasektomi saya kasih kambing satu gitu kan, akhirnya orang berduyun-duyun datang sampai kambing saya habis," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu akseptor KB Widiyanti (23) sengaja datang untuk memasang alat kontrasepti jenis implan. Ibu muda yang baru dikaruniai satu orang anak itu bahkan merasa beruntung karena implan dipasang langsung oleh ketua BKKBN dr Hasto Wardoyo.
"Seneng, tadi yang masang langsung pak kepala BKKBN. Saya coba masang implan karena lebih enak soalnya sebelumnya pakai KB suntik," ucapnya.
Berdasarkan Survei Kinerja Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) tahun 2018, presentase kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada tahun 2018 sebesar 19,7% dan sebesar 12,4% Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia yang ingin mengikuti program KB tetapi tidak tersedianya alat kontrasepsi yang mereka inginkan.
Baca: Hasto Wardoyo Targetkan Pegawai BKKBN Mampu Berinovasi
Dengan mendekatkan pelayanan ke wilayah perbatasan, diharapkan faktor akses pada pelayanan dapat teratasi. Kegiatan tersebut juga bertujuan memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pada masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dan pengintegrasian delapan fungsi keluarga yakni fungsi agama, kasih sayang, sosial budaya, ekonomi, sosialisasi pendidikan, reproduksi, perlindungan, dan fungsi lingkungan.