Blitar, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengutip cerita bagaimana Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban tragedi 1965.
Baca: Puan Letakkan Karangan Bunga Untuk Korban Tragedi Itaewon
Hasto menyatakan, hendaknya hal tersebut menjadi contoh bagi pemerintah agar turut menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden pertama RI, Soekarno beserta keluarganya.
"Gus Dur saja menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban 65. Kita tahu bagaimana perlakuan dari pemerintahan yang sangat otoriter saat itu terhadap Bung Karno dan juga keluarganya," kata Hasto ditemui di Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Kamis (10/11).
Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya awak media mengenai maksud dari PDI Perjuangan memohon pemerintah meminta maaf kepada Bung Karno dan keluarga.
Menurut Hasto, kekejaman pemerintah saat itu berdampak kepada Bung Karno beserta keluarganya.
"Sampai misalnya, Ibu Megawati Soekarnoputri untuk sekolah saja, itu tidak bisa melanjutkan kuliahnya karena aspek-aspek politik," kata dia.
Hasto berharap, kebenaran-kebenaran itu terungkap dan dilanjutkan dengan cara permintaan maaf dari pemerintah.
Ia pun mengutip semboyan Bung Karno dan Megawati yaitu "Satyam Eva Jayate".
"Satyam Eva Jayate bahwa pada akhirnya kebenaran yang sejati itulah yang akan membimbing kita yang akan menang," ujar Hasto.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mendorong pemerintah melalui Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk menyatakan permintaan maaf kepada Bung Karno beserta keluarganya.
Permintaan maaf itu karena Bung Karno di akhir hidupnya mendapatkan perlakuan tidak adil dan dituding tidak setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca: Bung Karno Selalu Hidup Lewat Ide, Aspirasi & Gagasannya
"Menurut kami setelah diperolehnya gelar pahlawan nasional, kepada Bung Karno di tahun 2012, maka seyogianya negara melalui pemerintah Republik Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada Bung Karno dan keluarga, serta bangsa Indonesia atas perlakuan yang tidak adil yang pernah dialami seorang proklamator bangsa, seorang pendiri bangsa," kata Basarah ditemui di kawasan Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/11).
Hal tersebut disampaikan Basarah setelah ditanya apa langkah selanjutnya yang diharapkan PDI Perjuangan usai Presiden Jokowi menegaskan kembali kepahlawanan Bung Karno.