Banjarbaru, Gesuri.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan kepada remaja di acara GenRe (Generasi Berencana) Edu Camp tentang risiko penyakit kanker serviks yang bisa diakibatkan karena hubungan seksual terlalu dini.
Hasto dalam sambutannya pada acara GenRe Edu Camp di Banjarbaru Kalimantan Selatan, Jumat (5/7) mengatakan banyak remaja yang tidak mengetahui mengenai risiko penyakit kanker mulut rahim yang bisa terjadi akibat hubungan seksual dini atau perkawinan usia muda.
Baca: Wabah Hepatitis A, Ribka Desak Pemkab Pacitan Bergerak Cepat
"Mulut rahim perempuan yang usianya kurang dari 18 tahun, mulut rahimnya masih ektropion, artinya masih terbuka mulut rahimnya," katanya.
Hasto yang memiliki latar belakang sebagai dokter spesialis kandungan dan kebidanan tersebut menjelaskan apabila mulut rahim perempuan yang masih di bawah 18 tahun telah berhubungan seksual bisa menyebabkan penyakit kanker mulut rahim pada 15-20 tahun kemudian.
Oleh karena itu, ia menekankan usia minimal perempuan menikah idealnya pada 21 tahun yang dinilai sudah siap secara biologis.
"Sedangkan kalau usia sudah 18 tahun ke atas bisa terjadi entropion. Maka kalau perempuan menikah usia di atas 21 tahun Insya Allah nikahnya sudah aman, tidak akan terjadi kanker mulut rahim," katanya.
Hasto yang merupakan mantan Bupati Kulon Progo tersebut menilai hal-hal kecil mengenai pengetahuan seperti disebutkan jarang dipahami oleh remaja padahal sangat penting dan memiliki dampak yang besar.
Baca: Pemkot Surakarta Buat Regulasi Terkait “Satai Guguk”
Para remaja yang tergabung dalam forum GenRe dari seluruh wilayah Indonesia mengikuti pelatihan di Banjarbaru dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional. Remaja tersebut diberikan pelatihan dan berbagai macam edukasi mengenai kesehatan reproduksi, kemandirian, perencanaan kehidupan dan sebagainya.
BKKBN memandang remaja sebagai individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya akan menjadi pelaku pembangunan sehingga harus disiapkan agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.