Semarang, Gesuri.id - Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan Hendrar Prihadi mengajak warga untuk ikut mempromosikan kotanya, khususnya di kawasan Tembalang yang menjadi salah satu gerbang masuk Kota Atlas.
"Separuh kelurahan di kawasan Tembalang adalah wilayah Universitas Diponegoro Semarang. Puluhan ribu mahasiswa dari berbagai daerah tinggal di sini (Tembalang)," katanya di Semarang, Rabu (4/4).
Pria yang akrab disapa Hendi itu menyebutkan setidaknya ada 50 ribu mahasiswa Undip yang sebagian berasal dari luar Kota Semarang, belum termasuk dari kampus sekitarnya.
Para mahasiswa dari berbagai daerah yang menuntut ilmu di Semarang itu, kata dia, setiap harinya membelanjakan uangnya di Tembalang, baik untuk kuliah, indekos, makan, "laundry", hingga nongkrong.
"Pada akhirnya, terjadi perputaran uang yang sangat besar. Masyarakat yang tinggal di kawasan Tembalang sebagai tuan rumah tentunya harus mampu mengelola wilayahnya secara baik," kata pria yang kerap disebut-sebut sebagai salah satu pemimpin muda yang dilahirkan dari proses pengkaderan PDI Perjuangan itu.
Ketika mahasiswa yang berasal dari luar daerah itu mendapatkan pelayanan yang baik dan kerap dilibatkan dalam berbagai kegiatan masyarakat tentunya akan memberikan kesan tersendiri.
"Rawat kampung tematik ini dengan baik. Mahasiswa dari luar kota itu menjadi corong bagi daerahnya. Tentu, mereka akan menceritakan kesan yang baik kepada keluarganya di daerah asalnya," katanya.
Nantinya, kata dia, promosi secara tidak langsung dari kesan para mahasiswa luar daerah itu akan menarik minat untuk berkunjung di Semarang, didukung dengan berbagai destinasi yang menarik dikunjungi.
"Kalau kampungnya bersih, mereka akan bercerita Semarang sangat bersih. Setelah lulus, mereka pasti akan berkunjung mengajak keluarganya ke Semarang untuk berwisata," kata Hendi.
Ujung-ujungnya, kata dia, perputaran ekonomi di kawasan kampus itu akan menjadi semakin besar yang akan dirasakan oleh masyarakatnya sehingga merupakan peluang yang tidak boleh disia-siakan.
"Sekarang ini, waktunya untuk kompak dan bergandeng tangan. Konsep pembangunan ini ibarat mobil yang bisa berjalan kencang karena punya empat roda, yakni pemerintah, pengusaha, penduduk, dan pewarta," katanya.
Tentunya, kata dia, upaya serupa untuk menjaga dan mengelola wilayahnya secara baik harus dilakukan seluruh masyarakat Kota Semarang, tidak hanya yang tinggal di kawasan Tembalang.
"Jangan ego-sektoral. mari bersama-sama tarik banyak orang untuk berinvestasi, berwisata, memperoleh pendidikan, berbelanja di Kota Semarang. Efek dominonya terhadap ekonomi akan meningkat," katanya.