Jakarta, Gesuri.id - Capres Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat Indonesia memiliki kultur yang berbeda-beda, sehingga pentingnya budi pekerti, hati-hati, dan menjaga perasaan.
Baca Ganjar Pranowo Bukanlah Pemimpin Retorika
“Betapa penting budi pekerti, ngati-ati, njogo perasaan, kita harus sadar bahwa Indonesia punya kultur yang berbeda-beda. Saling menghormati, apakah budaya orang lain, apakah tetangga kita, apakah simbol negara, mari kita hormati,” ujarnya manakala dirinya harus menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat Papua yang ada di Jawa Tengah ketika terjadi kericuhan yang melihatkan mahasiswa Papua dengan sejumlah masyarakat di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu.
Saat itu, Ganjar juga meminta seluruh masyarakat Jawa Tengah unuk saling bersatu untuk menjaga keamanan dan kondusifitas.
Ganjar juga selalu mengingatkan agar semua masyarakat di Indonesia tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang memicu perpecahan, untuk itu harus bisa menahan diri dan jangan menambah panas suasana khususnya lewat media sosial.
Lebih lanjut, menurut Ganjar, dampak akibat kericuhan yang terjadi saat itu, suasana tidak kondusif meluas hingga ke Manokwari dan Makassar.
“Saya minta semua harus menahan diri. Sudah, ayo saling memaafkan. Jangan dikembangkan lagi,” kata Ganjar usai menghadiri Konser Kebangsaan di De Tjolomadoe Karanganyar, saat itu.
“Tenang saja, saya jamin keamanan saudara dari Papua yang ada di sini. Saya minta juga kepada seluruh masyarakat Jateng ikut menjaga, karena bagaimanapun mereka adalah saudara kita sebangsa setanah air. Apalagi, banyak saudara kita dari Papua ini sedang sekolah, mari kita jaga agar belajarnya tidak terganggu dengan urusan ini,” tegasnya.
“Semua harus menahan diri, kadang satu kalimat yang tidak baik, semua tulisan yang masuk dalam medsos tidak baik, itu akan membakar. Nanti penumapang gelap yang pengen Indonesia tidak bersatu akan memanfaatkan. Mari menjaga diri, saling memaafkan,” sambungnya.
Baca: Ganjar Tegaskan Larangan Pungli Dalam Bentuk Apapun
Kasus kerusuhan, ujar Ganjar, juga dapat menjadi pembelajaran bagi semuanya. Tidak boleh dalam bermasyarakat menggunakan kata yang tidak pantas dan dapat menyinggung perasaan orang lain.
Diketahui, kericuhan yang melibatkan mahasiswa Papua pecah di Surabaya dan Malang. Akibat kericuhan itu, menyulut kericuhan di tempat lain. Kericuhan terjadi di Makassar dan juga di Manokwari, Papua Barat. Bahkan di Manokwari, Kantor DPRD Papua Barat dibakar oleh massa.