Trenggalek, Gesuri.id – Institut Sarinah (InSari) secara khusus memuji Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Trenggalek yang sudah merespon pendidikan anak usia dini (Paud).
Lontaran pujian tersebut diungkapkan Direktur inSari Eva Kusuma Sundari dalam sosialisasi dan tutorial Buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” yang diselenggarakan Institut Sarinah (Insari) dan Komnas Pendidikan Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 288 bunda Paud di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek.
Baca: InSari Usulkan Gerakan Menabung untuk Siswa PAUD
“APBD sudah merespon kesejahteraan para bunda Paud, semoga ada juga program bantuan buku untuk mereka sehingga mereka tidak perlu membeli. Ini pantas karena selama ini Paud-Paud dikelola secara mandiri oleh komunitas-komonitas dengan segala keterbatasannya,” kata Eva kepada Gesuri di Trenggalek, Sabtu (12/12).
“Ada kuota di APBD untuk kepentingan kelompok marginal seperti perempuan, disabilitas dan juga para bunda Paud. Bu Novita Hardini membentuk organisasi yang mewadahi mereka dan menitipkan aspirasi ke proses musyawarah-musyawarah untuk RAPBD,” papar Bupati Trenggalek Mohammad Nur Arifin.
Politisi PDI Perjuangan tersebut juga menguraikan pentingnya sosialisasi Pancasila ke seluruh rakyat karena ibarat angka pecahan, Pancasila adalah bilangan penyebut sehingga mampu mempersatukan rakyat Indonesia yang amat beragam.
Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, mendukung pernyataan Bupati dan dengan gembira menunggu draft naskah akademik dan perda Pendidikan Karakter berbasis Pancasila yang disumbangkan Institut Sarinah.
“Saya akan bawa untuk memperbaiki program legislasi kabupaten yang sudah ditetapkan bulan lalu,” kata Doding Rahmadi.
Ketua Komnasdik Jatim, Kunjung Wahyudi selain setuju kegiatan seperti yang digagas InSari, juga mengusulkan perluasan materi yang bisa dikaitkan Pancasila.
Baca: InSari Usulkan Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
“Selain bisa untuk mendorong literasi keuangan seperti yang dilatihkan oleh InSari, Pancasila juga bisa untuk membangkitkan jiwa kewirausahawan siswa agar impian Indonesia menjadi negara industri bisa segera diwujudkan, ” jelas Kunjung Wahyudi.
Sosialisasi diakhiri dengan penjelasan isi buku oleh dosen UI sekaligus penulis buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” A. Sri Purbasari tentang metode pengajaran Pancasila berbasis pengalaman (experiental method).
“Karakter Kebangsaan harus dipraktekkan misalnya anak-anak diajak berdoa mensyukuri tanah air yang kaya dan subur tetapi juga mensyukuri keberagaman rakyat Indonesia. Kenalkan kebanggaan identitas diri Anak Indonesia yang berkepribadian Pancasila bukan berbasis SARA tertentu,” kata A.Sri Poerbasari.