Landak, Gesuri.id - Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa bersama Uskup Agung Pontianak Monsiyur Agustinus Agus meresmikan Taman Doa Maria Ratu Para Malaikat Paroki Salib Suci Ngabang yang bertempat di area komplek Gereja Salib Suci Ngabang, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Sabtu (13/5) sore.
Baca: Inilah Bacaleg Termuda PDI Perjuangan Boyolali, Mahasiswa & Pengusaha Usia 21 Tahun
Kegiatan tersebut dirangkai dengan pemberkatan Taman Doa Maria Ratu Para Malaikat oleh Uskup Agung Pontianak dengan dihadiri Anggota DPR RI Cornelis, Penjabat Bupati Landak Samuel, Anggota DPRD Kabupaten Landak Fabianus Suparda, Pastor, Suster dan Umat Paroki Salib Suci Ngabang.
Karolin dalam sambutannya mengatakan bahwa Taman Doa Maria Ratu Para Malaikat merupakan kerinduan bagi umat Paroki Salib Suci Ngabang untuk adanya taman doa terutama tempat berdoa khusus untuk Bunda Maria.
“Sebagai politisi perempuan katolik, Saya dalam pengalaman iman banyak sekali mengandalkan doa-doa pada bunda maria. Oleh karena itu, Saya yakin umat dari gereja salib suci ngabang juga dapat terus memupuk iman melalui taman doa dan melalui Bunda kita semua Bunda Maria,” ucap Karolin.
Karolin menjelaskan bahwa dirinya membangun taman doa tersebut memerlukan waktu dan proses yang cukup lama dan pembangunan taman doa ini juga masih memerlukan dukungan dari para umat Paroki Salib Suci Ngabang untuk menambah fasilitas pendukung lainnya.
“Apa yang kami bangun sangat sederhana dan masih perlu dikembangkan. Oleh karena itu, dari umat, dari donator saya harapkan masih bisa memberikan sentuhan-sentuhan bagi taman do akita ini agar semakin baik, semakin bagus dan semakin nyaman bagi kita untuk berdoa,” harap Karolin.
Baca: 3 Kader Terbaik BAGUNA PDI Perjuangan Kota Palembang Siap Menangkan Pileg 2024
Uskup Agung Pontianak Monsiyur Agustinus Agus mengungkapkan bahwa pembangunan taman doa Maria Ratu Para Malaikat paroki salib suci ngabang terobosan yang bagus untuk pengembangan gereja sesuai dengan kebutuhan umat katolik.
“Saya yakin dengan adanya ini, mudah-mudahan paroki yang lain tertarik untuk mengembangkan gereja melalui sarana-sarana tempat doa seperti ini. Dan ini bagi saya gereja hidup serta gereja harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat maupun umat saat ini,” ungkap Monsinyur Agus.